PINUSI.COM - Di acara Indonesia Marine & Fisheries Business Forum, Menteri Kelautan dan Perikanan yakni Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa potensi pangan biru akan di optimalkan melalui pelaksanaan 5 program ekonomi biru.
Karena melalui program tersebut, produk perikanan yang berada pada hulu akan di topang melalui kegiatan budidaya dan penangkapan. Dimana dalam pengelolaanya, ia transformasikan melalui kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota dan pembangunan modeling budidaya yang berkelanjutan.
"Dua program tersebut sudah berjalan di perairan timur Indonesia untuk penangkapan ikan terukur, sedangkan modeling budidaya perikanan berkelanjutan telah menghasilkan rumput laut, udang, dan nila salin dengan kualitas ekspor. Lalu untuk peningkatan kualitas produksi hasil perikanan di hulu pun juga sudah di buktikan dengan penerapan standar produksi yang baku seperti implementasi CBIB, CPIB, CPPIB untuk kegiatan budidaya," kata Trenggono.
Trenggono pun lebih lanjut membeberkan, bahwa penjaminan mutu produk perikanan yang dihasilkan, bisa dilakukan melalui Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BBPHMKP).
Karena badan tersebut bertugas untuk memastikan bahwa semua produk perikanan yang ada di Indonesia selalu berkualitas, dan aman di konsumsi oleh siapa saja.
"Pangan biru adalah salah satu sektor pangan yang berasal dari perikanan, yang dihasilkan dari perairan darat dan laut. Ini yang akan terus kami kembangkan untuk di swasembada kan. Dalam neraca komoditas, sektor perikanan selalu positif. Surplus dan impornya pun juga sangat kecil untuk komoditas yang tidak ada di dalam negeri," beber Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Dan sejauh ini produk perikanan Indonesia telah merambah ke 133 negara, dengan nilai total ekspor di tahun 2023 mencapai USD 5,6 miliar dimana produk yang terserap paling banyak adalah udang, tuna cakalangan tongkol, cumi sotong gurita, rajungan kepiting, dan rumput laut. Hal ini sekaligus menandakan bahwa produk perikanan Indonesia diperhitungkan oleh dunia dari sisi memenuhi kebutuhan protein berbasis hasil perikanan.
"Kami ingin ada peningkatan produksi juga, seiring dengan peningkatan kualitas yang akan berdampak pada akses pasar serta mendukung program nasional di dalam negeri," inginnya. (*)