PINUSI.COM - Sebuah petisi online di platform Change.org mendesak pencopotan Gus Miftah dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Hingga Rabu, 4 Desember 2024, jumlah tanda tangan petisi ini terus bertambah, mencapai 2.549 orang pada pukul 17.06 WIB.
Petisi ini muncul setelah pernyataan Gus Miftah dalam sebuah video ceramah viral di media sosial. Ia dianggap menghina seorang pedagang es teh di Magelang, Jawa Tengah. Aktivis perempuan Kalis Mardiasih turut menyerukan pencopotannya dengan kritik keras di akun media sosialnya, menyebut tindakan tersebut tidak pantas dilakukan oleh seorang pejabat publik.
Menanggapi desakan publik, Gus Miftah menyatakan bahwa pencopotan dirinya bukanlah kewenangannya. "Itu bukan ranah saya untuk menjawab," ujarnya pada Rabu, 4 Desember 2024, di kediamannya.
Ia juga mengakui bahwa Sekretaris Kabinet telah menegurnya terkait insiden ini. Gus Miftah berjanji akan lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat di depan publik.
Anggota DPR Jazilul Fawaid menyebut desakan masyarakat untuk mencopot Gus Miftah adalah bagian dari kebebasan berekspresi. "Setiap orang berhak menyampaikan pendapat, apalagi jika merasa geram," ujarnya di Senayan, Jakarta.
Menurut Jazilul, banyak pihak kecewa dengan ucapan yang dianggap menghina pedagang kecil. Namun, ia juga mengingatkan agar setiap kritik tetap disampaikan secara proporsional.
Gus Miftah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui video berdurasi satu menit. Ia mengaku khilaf dan menyesali ucapannya yang menyinggung pedagang es teh. Dalam pertemuannya langsung dengan pedagang tersebut, ia menyampaikan permohonan maaf secara pribadi.
"Saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat atas kegaduhan ini. Saya sadar candaan saya dianggap berlebihan, dan untuk itu, saya introspeksi," kata Gus Miftah.