PINUSI.COM - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menegaskan bahwa GR, siswa SMKN 4 Semarang yang tewas akibat penembakan oleh oknum polisi, bukan bagian dari kelompok tawuran. Hal ini diungkapkan Pigai usai menerima laporan dari stafnya.
“Berdasarkan laporan yang saya terima, siswa tersebut bukan anggota kelompok tawuran. Ia dikenal sebagai siswa yang baik,” ujar Pigai di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/12/2024).
Pigai meminta agar kasus ini diselesaikan secara adil, meskipun Kementerian HAM tidak terlibat langsung dalam proses hukum. Menurutnya, tugas kementeriannya adalah menjalankan fungsi eksekutif, bukan menangani kasus hukum di pengadilan.
“Kita percaya bahwa kasus ini harus diselesaikan secara transparan demi keadilan masyarakat,” tegasnya.
Sebelumnya, keluarga Gamma membantah klaim polisi yang menyebut siswa tersebut terlibat dalam aktivitas gengster atau tawuran. Insiden penembakan terjadi pada Minggu (24/11/2024) sekitar pukul 00.30 WIB. Gamma sempat dibawa ke RSUP Kariadi Semarang oleh seseorang yang disebut sebagai musuhnya.
Kerabat Gamma, berinisial U, meminta polisi mengungkap rekaman CCTV di rumah sakit untuk membuktikan siapa yang sebenarnya mengantar korban.
“Polisi mengatakan Gamma dibawa musuhnya ke rumah sakit, tapi itu tidak masuk akal. Kami minta rekaman CCTV di area parkir dan IGD diungkap agar semuanya jelas,” kata U di Semarang, Minggu (1/12/2024).
Hingga saat ini, status oknum polisi yang diduga melakukan penembakan masih sebagai terperiksa. Polda Jawa Tengah memastikan bahwa Aipda Robig, pelaku penembakan, akan menjalani sidang etik dalam waktu dekat. (*)