PINUSI.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa lapisan es di Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah, mengalami penyusutan signifikan hingga hanya tersisa sekitar empat meter. Fenomena ini menunjukkan dampak nyata dari perubahan iklim global yang terus berlangsung.
Penurunan Ketebalan Es Sejak 2010
Pengukuran terakhir pada Puncak Sudirman oleh tim BMKG mengungkapkan bahwa ketebalan es saat ini hanya empat meter, jauh berkurang dibandingkan 32 meter pada 2010 dan 5,6 meter pada 2015–2016. Koordinator Bidang Standardisasi Instrumen Klimatologi BMKG, Donaldi Sukma Permana, menyatakan bahwa 14 tongkat ukur atau stake yang digunakan telah menunjukkan penurunan drastis.
"Penipisan ini juga dipengaruhi oleh fenomena El Nino yang kuat saat itu," ujar Donaldi di Jakarta.
Baca Juga: Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024: Tema, Logo, dan Rangkaian Acara yang Menarik
Penyusutan Luas Permukaan Es
Selain ketebalan, luas permukaan es di Puncak Sudirman juga mengalami penyusutan. Data terbaru menunjukkan luasnya hanya sekitar 0,11–0,16 km², turun dari 0,23 km² pada 2022.
Survei gabungan BMKG dengan PT Freeport Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengukur ketebalan es. Metode pengukuran sebelumnya menggunakan trekking atau helikopter kini digantikan oleh analisis visual akibat sulitnya akses.
Baca Juga: Kronologi Pembunuhan Pelajar SMK Bogor, Banyak Fakta Baru Terrungkap!
"Kami akan terus mendokumentasikan perubahan ini sebagai upaya terakhir menyelamatkan sisa es di Papua," tambah Donaldi.
Bukti Nyata Perubahan Iklim
Pencairan es di Jayawijaya mencerminkan dampak perubahan iklim yang membuat suhu bumi meningkat lebih cepat. Berdasarkan data BMKG, suhu global telah naik 1,45°C dibandingkan masa pra-industri, dengan Indonesia mencatat kenaikan 0,15°C setiap 10 tahun.
Albert C, Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG, memproyeksikan bahwa Indonesia dapat melampaui ambang batas kenaikan suhu 1,5°C pada pertengahan abad ini jika tren ini terus berlanjut.
Fenomena ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Langkah konkret dari semua pihak diperlukan untuk mengurangi dampak lebih lanjut.