PINUSI.COM - Naomi Daviola, seorang siswi SMKN 3 Semarang, dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Slamet (3.428 mdpl) pada Sabtu (5/10). Ia ditemukan selamat oleh tim SAR tiga hari kemudian, Selasa (8/10), setelah mengalami pengalaman menegangkan tersesat di gunung tersebut. Naomi, yang mengikuti open trip pendakian via TikTok, menceritakan bahwa ia bertahan hidup dengan sisa bekal dan mengikuti arah burung liar di hutan.
Awal Mula Hilang
Naomi, atau Vio, memulai pendakiannya bersama rombongan yang terdiri dari 40 orang melalui jalur Bambangan, Purbalingga. Ia tiba di basecamp seorang diri pada Sabtu (5/10) setelah berangkat dari Semarang menggunakan sepeda motor. Pendakian yang dilakukan secara tektok (tanpa bermalam) berlangsung dari pukul 23.00 WIB malam. Vio, bersama kelompok ketiga, berhasil mencapai puncak pada siang hari, namun saat perjalanan turun, ia terpisah dari kelompoknya dan tersesat.
Bertahan Hidup di Gunung
Selama dua malam tersesat, Vio bertahan dengan menghemat sisa bekalnya, yaitu roti dan air yang diambil dari mata air gunung. Ia juga mengikuti burung yang dianggap sebagai petunjuk arah. "Saya lihat burung, dan saya ikuti arahnya, turun-naik hutan. Tapi jalur yang dipilihnya sulit, penuh akar-akar," ungkap Vio.
Meskipun ketakutan, Vio berusaha tetap tenang hingga akhirnya mendengar teriakan tim SAR yang mencarinya. Perasaan lega pun menyelimuti Vio ketika tim SAR menemukannya di Pos 7 pada pukul 09.00 WIB. "Saya langsung merasa lega dan bersyukur bisa ditemukan dalam keadaan selamat," ujarnya.
Tanggapan Tim SAR
Menurut Sumarudin, anggota tim SAR yang pertama kali menemukan Vio, remaja tersebut dalam keadaan lemas namun berhasil bertahan hidup berkat bekal makanannya. "Dia sangat hemat dengan makanannya, roti satu bungkus dimakan sedikit-sedikit hingga bertahan sampai ditemukan," jelas Sumarudin.
Posisi Vio ternyata jauh melenceng dari jalur pendakian resmi, sekitar 3 km dari Pos 7, bahkan nyaris sampai ke Baturraden. "Dia tersesat sejak Pos 9 dan mengambil jalur yang salah di batas vegetasi," tambah Sumarudin.
Meskipun penuh tantangan, pengalaman Vio ini menjadi pengingat betapa pentingnya keselamatan dalam pendakian gunung, terutama bagi pendaki pemula. (*)