PINUSI.COM - Nuzmatun Malinah, ibu dari mendiang dokter Aulia Risma, akhirnya berbicara mengenai kondisi putrinya yang diduga menjadi korban perundungan selama menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip). Dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (18/9/2024), Nuzmatun juga mengungkap adanya iuran yang harus dibayarkan oleh putrinya selama menjalani PPDS anestesi di Fakultas Kedokteran Undip, bukan hanya pada semester pertama.
Menurut keterangan keluarga, ada aliran dana sebesar Rp 225 juta dari rekening dokter Aulia Risma selama proses pendidikan PPDS. Bukti aliran dana ini telah diserahkan kepada Polda Jawa Tengah sebagai barang bukti. Dekan Fakultas Kedokteran Undip, Yan Wisnu Prajoko, mengakui adanya praktik perundungan dalam bentuk iuran sebesar Rp 20 juta hingga Rp 40 juta per semester di PPDS anestesi.
Iuran Berlanjut Setelah Semester Pertama
Nuzmatun menyatakan bahwa anaknya harus terus membayar iuran, meski sudah melewati semester pertama. Iuran ini, katanya, digunakan untuk kebutuhan angkatan dan tidak hanya untuk senior. "Iuran untuk angkatan masih terus berjalan setelah semester pertama. Jumlah yang besar itu memang di semester pertama, tetapi setelah itu tetap ada," ujarnya.
Bahkan, hanya beberapa hari sebelum Aulia ditemukan meninggal dunia, iuran bulanan tersebut masih dibayarkan. "Agustus terakhir dia masih membayar," tambah Nuzmatun.
Curhatan Sang Ibu Tentang Perundungan
Selain iuran, Nuzmatun juga mengungkap bagaimana putrinya kerap mengalami perundungan selama praktik di RSUP dr Kariadi. Dokter Aulia pernah bercerita kepada ibunya bahwa ia harus menyiapkan ruang operasi di RSUP Kariadi sejak pukul 03.00 WIB dini hari. "Rutinitas itu membuatnya lelah hingga suatu hari pada 25 Agustus 2022, dia jatuh ke selokan karena terlalu mengantuk. Dia sadar sendiri saat malam hari, sakitnya tak terbayangkan," ungkap sang ibu.
Lebih jauh, Nuzmatun juga menceritakan bahwa Aulia kerap mendapat bentakan saat praktik di rumah sakit. Sang ibu menyebut bahwa tekanan ini membuat kondisi putrinya semakin terpuruk.
Keluarga Aulia telah menyerahkan bukti-bukti terkait dugaan pemerasan dan perundungan yang dialami oleh Aulia kepada pihak berwajib. Saat ini, proses penyelidikan masih berlanjut, dengan pihak kepolisian terus mendalami kasus ini.