PINUSI.COM - Rendahnya tingkat konsumsi protein oleh rata-rata penduduk Indonesia dalam 1 tahun yang hanya sebesar 62 gram per kapita dan berada cukup jauh di bawah negara-negara tetangga di kawasan ASEAN seperti Malaysia (159 gram), Thailand (141 gram), dan Filipina (93 gram) membuat Kementerian Kelautan dan Perikanan membikin sebuah gebrakan baru guna untuk mensiasati pemenuhan akan gizi protein di masyarakat.
Protein sendiri adalah satu nutrisi penting dalam pola makan manusia. Dan 'Susu Ikan' menjadi terobosan terbaru dari KKP dalam memenuhi gizi protein untuk anak-anak yang dalam masa tahap pertumbuhan.
"Jadi begini para peneliti dari Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN telah berhasil menemukan HPI yang menjadi ekstrak protein ikan sejak tahun 2017 lalu. Kemudian penelitian itu dilanjutkan, hingga tahun 2021 para peneliti berhasil menyajikan dari HPI menjadi susu ikan. Dan baru di tahun 2023 susu ikan ini sudah dikenalkan oleh bapak Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono," ucap Budi.
Lebih lanjut, Budi pun menjelaskan jika pengembangan produk turunan dari hidrolisat protein ikan (HPI) yang kemudian bisa dibikin menjadi 'Susu Ikan' ini digadang-gadang akan dapat mengisi kekurangan akan permintaan kebutuhan susu dari sapi perah produksi dalam negeri.
Karena berdasarkan penelitian yang ada, nilai gizi yang terkandung di dalam 'Susu Ikan' porsinya jauh lebih baik daripada susu sapi yang selama ini dikonsumsi oleh masyarakat.
"Susu ikan ini merupakan sebuah pilihan untuk masyarakat dalam memenuhi kebutuhan proteinnya. Artinya, KKP memberikan pilihan kepada masyarakat untuk bisa langsung mengonsumsi ikan segar atau mengkonsumsi berbagai olahan ikan, seperti sosis ikan, bakso ikan, sampai dengan susu ikan," jelas Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistyo di Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Dengan menggunakan mesin buatan anak bangsa sehingga bisa menghasilkan teknologi hidrolisat protein ikan (HPI) untuk mengolah ikan agar menjadi bubuk, diungkapkan oleh Yogie selaku Founder Berikan Protein bahwa 'Susu Ikan' yang di hasilkan memiliki kadar kandungan asam amino tinggi sehingga dapat mudah dicerna oleh tubuh. Dan untuk menjamin kesegaran pada ikan yang akan dipergunakan, diperlukan teknis khusus sehingga bisa menghilangkan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh ketika mengkonsumsinya.
"Berbicara soal susu itu bukan sekedar berapa banyak jumlah protein yang ada di dalamnya, tapi seberapa banyak kadar protein susu yang bisa diserap oleh tubuh sehingga bisa menyehatkan tubuh kita khususnya pada anak-anak. Selain tinggi akan kandungan asam amino yang penting untuk pertumbuhan, susu ikan dengan berbagai varian rasa yang enak ini juga bebas laktosa, jadi yang punya masalah laktosa intoleran bisa menjadi alternatif dalam mengkonsumsi susu," papar Founder Berikan Protein, Yogie Ary.
"Saat ini yang kita pakai adalah ikan selar dan ikan peperek karena potensinya yang melimpah walaupun sebenarnya ikan jenis lain juga bisa karena masing-masing provinsi punya ikan yang berbeda-beda. Untuk menjaga kesegarannya maka ikan harus secepatnya dimasukan ke dalam mesin pendingin, dan lokasinya juga harus dekat dengan sumber daya alamnya," jawab Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN, Ekowati Chasanah kepada redaksi PINUSI.COM.