PINUSI.COM - Keseriusan pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam membantu warga desa khususnya para pembudidaya ikan air tawar tidak main-main.
Karena pasalnya sebuah program yang dimiliki oleh KKP RI sudah diterapkan pada sebuah desa yang berada di daerah propinsi Jawa Barat. Sebuah tempat yang diberi nama SFV Kampung Nila Kawali.
"Desa ini menjadi pilot project kami di Kementerian Kelautan dan Perikanan dan bernama Smart Fisheries Village (SFV) Kampung Nila Kawali. Sebuah tempat tentang bagaimana mengembangkan budidaya ikan nila, yang mana budidaya ini bisa meningkatkan ketahanan pangan yang ada di satu kawasan. Salah satu project kita yang sudah laksanakan dari tahun 2019 sampai sekarang, dan ini menjadi satu kawasan terpadu yang terintegrasi dari mulai pembenihan, budidaya, pemanenan, pemasaran termasuk pengolahan ikan," jelas Giyatno.
SFV Kampung Nila Kawali yang memiliki konsep terpadu dan berada di dalam satu kawasan dengan berbasiskan teknologi informasi dan manajemen tepat guna, membuat hasil panen ikan nila yang dilakukan oleh warga desa bisa meningkat hingga berkali-kali lipat jumlahnya. Dan hal tersebut bisa terwujud, lantaran pihak KKP terus memberikan bantuan kepada warga desa yang tergabung dalam kelompok SFV Kampung Nila Kawali.
"Konsepnya memang kita buat menjadi satu kawasan budidaya ikan yang terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan yang lainnya sehingga tempat ini menjadi satu-satunya kampung nila yang ada di Kabupaten Ciamis. Dengan program SFV ini membuat budidaya ikan nila menjadi lebih produktif karena yang awalnya 1 kolam hanya terdapat 100 kg ikan nila, begitu memakai strategi pengembangan ikan dengan sentuhan kincir air (Sibudi Dikucir) maka bisa meningkat hingga 300-400%," jelas Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan KKP Kabupaten Ciamis, Giyatno kepada awak media di Ciamis, Jawa Barat, Rabu (21/8/2024).
"Kami tidak memberikan bantuan berupa uang tunai kepada warga disini melainkan dalam bentuk pendampingan secara terus menerus. Ini menjadi satu kebijakan dimana KKP ingin membangun kemandirian dari satu kelompok masyarakat desa yang usahanya sudah jalan terlebih dahulu. Dan bentuk dukungan pendampingan termasuk juga nanti kalau misalkan ada yang harus dibutuhkan lebih besar lagi maka akan kita sambungkan dengan pemerintah provinsi, pemerintah pusat termasuk dengan dunia usaha," jawabnya.
Sementara itu disisi lain ada alasan tersendiri mengapa Desa Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang dipilih oleh pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk dijadikan lokasi Smart Fisheries Village (SFV). Begitu juga dengan pemilihan ikan nila yang menjadi satu-satunya komoditi yang di budidayakan.
"Kami memilih Ciamis itu karena memang masyarakatnya dan tokoh masyarakat seperti pak Iim ini yang mencetuskan hingga bisa mendorong bahkan menggerakkan masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam mewujudkan satu kawasan terintegrasi ini sangat luar biasa, begitu juga dengan peraturan daerahnya, kebijakan daerahnya sangat mendukung. Alasannya kenapa nila, karena ikan nila itu seperti ikan seribu umat. Jadi sebenarnya gampang, asal ada air, kita budidayanya kan tidak susah. 2-3 bulan sudah bisa di panen jika dibandingkan ikan jenis lain," pungkasnya.