Apple akan melaporkan kasus perdagangan manusia yang terjadi
PINUSI.COM - Kemajuan teknologi melalui penetrasi sosial media tak bisa dipungkiri bahwa dunia tidak bisa menghindarinya. Human trafficking semakin mudah untuk menjaga konsistensinya melalui sosial media.
Predator perdagangan manusia merekrut remaja sebagai calon korban mereka melalui media sosial online. Terdapat sekitar 25% dari jumlah anak yang dilaporkan hilang di Indonesia diyakini diculik setelah bertemu dengan penculik mereka melalui Facebook. Lebih dari sekadar menghabiskan banyak waktu, anak-anak dan remaja juga berbagi foto dan informasi tentang kehidupan pribadi mereka secara online.
Memiliki pengetahuan yang baik tentang kehidupan pribadi mereka, predator perdagangan manusia dengan mudah dapat membuat kontak pribadi dan mendapatkan kepercayaan mereka. Dalam kondisi lemahnya pengawasan dari orangtua, anak-anak dan remaja lebih intensif menggunakan media sosial online dan tidak menyadari kemungkinan dampak negatifnya termasuk kekerasan dan pelecehan seksual secara online.
Kondisi tersebut dapat dengan mudah menempatkan mereka pada risiko menjadi korban perdagangan manusia. Psikolog dapat berkontribusi dalam melakukan tindakan pencegahan dan penyembuhan melalui tindakan langsung maupun melalui media sosial.
Indikasi Apple Ancam Facebook
Pada tahun 2019 Apple pernah melakukan ancaman akan menendang Facebook dari App Store pada tahun 2019 setelah laporan dari BBC mengungkap bagaimana aplikasi media sosial ini digunakan untuk perdagangan manusia.
Di tahun yang sama, BBC melaporkan bahwa pelaku perdagangan manusia yang terjadi di Timur Tengah menggunakan media sosial facebook untuk mengatu penjualan korbannya.
Setelah laporan tersebut dikeluarkan, Apple mengancam akan menghapus facebook dari App Store kecuali mereka menyelesaikan masalah tersebut.
Dokumen internal yang di dapatkan Wall Street Journal mengungkap bahwa facebook telah mengetahui masalah ini jauh sebelum BBC merilis laporannya. Dokumen itu juga mengindikasikan bahwa Facebook hanya mengambil tindakan terbatas sebelum Apple mengeluarkan ancamannya.
Berdasarkan Apple Insider responden yang di terima peneliti facebook mengatakan sepanjang 2018 dan 2019 kami melakukan Understanding Exercise secara global untuk memenuhi sepenuhnya bagaimana perbudakan domestik muncul di platform kami dalam seluruh siklusnya: rekrutmen, fasilitasi dan eksploitasi,
Laporan Wall Street Journal mengatakan pelaku perdagangan manusia di Facebook berpura-pura sebagai agen tenaga kerja yang sebenarnya merupakan kedok untuk jual beli korban yang diperbudak. Para penyelundup menggunakan Facebook untuk mengiklankan agen tenaga kerja palsu tersebut.
Setiap tahunnya Apple sendiri selalu merilis laporan tentang upaya mereka untuk melawan perdagangan manusia dan perbudakan di supply chain mereka dan sektor bisnis lainnya.
Berdasarkan dokumen itu, semua aplikasi di App Store juga dilarang meminta, mempromosikan, atau mendorong perilaku kriminal atau sembrono.
Dalam kasus yang ekstrem, jika ada aplikasi yang ketahuan memfasilitasi perdagangan manusia atau eksploitasi anak-anak, perusahaan akan langsung melapor ke otoritas yang relevan. (mdp)