PINUSI.COM – Gedung Cyber 1 yang berlokasi di Mampang, Jakarta Selatan telah mengalami kebakaran tepatnya di ruangan lantai 8.
Kebakaran Gedung Cyber 1 Bukan yang Pertama Kali
Kejadian ini bukan pertama kalinya, karena telah terjadi pada tahun 2015. Bangunan Cyber 1 ini sangat berperang penting bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kenapa bisa dikatakan seperti itu?
Karena perusahaan besar di Indonesia menggunakan data center yang berada di dalam gedung tersebut. Diantaranya perusahaan besar seperti yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Banyak Perusahaan yang berpusat di gedung Cyber 1
“Aplikasi IPOT menjadi salah satu dari sekian broker yang ikut terdampak. Perseroan langsung mengambil langkah antisipatif akibat kebakaran tersebut," ujar Direktur Utama Indo Premier Sekuritas Moelonoto The seperti dikutip Kompas.com.
"Kita termasuk satu dari broker-broker yang terkena musibah itu. Kami lagi proses untuk kita pindahkan koneksi ke kolokasi lain,” imbuh dia.
Baca Juga : KAPASITAS MALL JADI 75 PERSEN SAAT NATARU
Kebakaran Gedung Cyber 1 ini berefek pada jaringan dan membuat koneksi perdagangan saham pada sejumlah efek terganggu. Ada yang membutuhkan waktu untuk beroperasi kembali, maupun ada yang sama sekali tidak bisa beroperasi. Walau kebakaran ini terjadi, namun tidak berdampak signifikan pada perdagangan saham.
“Ada dua broker yang terkendala karena kebakaran ini dan satu broker yang self suspend. Yang lain berjalan normal,” kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo.
Beberapa perusahaan penyedia teknologi juga banyak yang berkantor di Gedung Cyber, mulai dari penyedia web hosting, perusahaan software, hingga perusahaan keamanan siber.
Gedung Cyber 1 merupakan salah satu tempat favorit operator data center, seperti Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
Perusahaan penyedia aplikasi juga diketahui menggunakan data center di Gedung Cyber. Hal ini diketahui setelah beberapa aplikasi dilaporkan tidak beroperasi pasca terjadinya kebakaran tersebut.
Selain sejumlah perusahaan swasta tersebut, beberapa instansi pemerintah juga memercayakan penempatan data pusatnya di gedung tersebut. Bahkan dikarenakan kebakaran ini penyimpanan data center juga membuat sekolah yang berbasis daring juga tertunda di beberapa daerah Indonesia. (krn)