Sudah Seminggu, Korban Gunung Semeru mencapai 45 orang meninggal dan masih ada 9 orang yang hilang
PINUSI.COM - Proses evakuasi para korban akibat erupsi Gunung Semeru telah memasuki minggu berikutnya yang tercatat korban meninggal dunia dengan total 45 orang.
Korban Erupsi Gunung Semeru
"Untuk total korban meninggal dunia sampai saat ini adalah 45 orang. Jadi hari ini ada tambahan 2 orang lagi," ujar Dansatgas Semeru Kolonel Inf Irwan Subekti, Jumat (11/12).
Kemudian untuk orang hilang tercatat masih ada 9 dalam list pencarian. Sementara itu 19 korban mengalami luka berat dan 13 luka ringan. Untuk jumlah pengungsi saat ini sudah mencapai 6 ribu an orang dalam 124 titik pengungsian yang berbeda-beda.
Para pengungsi masih terbagi pada 24 titik lokasi pengungsian yang terpusat, kemudian sisanya ditempatkan pada 102 titik yang merupakan pengungsian mandiri.
"Sampai dengan saat ini tercatat 126 titik pengungsian. Dengan rincian 24 titik pengungsian yang terpusat dan 102 titik pengungsian yang mandiri. Artinya adalah di tempat-tempat yang tidak kita siapkan, namun di tempat-tempat saudara maupun tetangganya," imbuhnya.
Dari sisi kerugian materil sudah tercatat sebesar 2.970 unit rumah serta 33 unit fasilitas umum yang hancur dikarenakan erupsi gunung.
Tanggapan Gubernur Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah Indar Parawansa memuji kinerja para relawan yang bertugas mempercepat pencarian dan penyelamatan korban Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru. Khofifah menegaskan bahwa para relawan tidak hanya membantu para warga yang terdampak, namun juga ikut menyelamatkan seluruh satwa yang terjebak di lokasi bencana.
"Terima kasih sebesar-besarnya dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh relawan dari berbagai unsur masyarakat yang ikut terlibat dalam operasi Semeru. Saya paham betul, medan yang harus dihadapi sangat menantang, belum lagi status Semeru yang sewaktu-waktu masih bisa mengeluarkan APG kembali," ujar Khofifah.
Khofifah juga mengapresiasi kesigapan serta ketangkasan dari para relawan dan ormas yang membantu kerja pemerintah dalam proses pemulihan dalam kondisi penanggulangan bencana.
"Jujur diakui bahwa kehadiran berbagai relawan ini membuat kerja pemerintah semakin ringan. Kepedulian mereka sangat luar biasa, apalagi relawan-relawan ini tidak dibayar. Saya menyebut para relawan ini sebagai pahlawan tanpa tepuk tangan," imbuhnya.
"Saya rasa tanpa memiliki semangat kemanusiaan dan kepedulian yang tinggi, mereka tidak akan sampai ke Lumajang. Apalagi, akses menuju Lumajang tidak mudah untuk ditembus," tambah mantan Mensos RI tersebut. (krn)