Menkeu prediksi pertumbuhan ekonomi berkisar pada 3,5-4 persen
PINUSI.COM – Kemenkeu optimis pertumbuhan ekonomi kuartal IV akan semakin baik seiring berjalannya peningkatan indikator pertumbuhan ekonomi nasional dan efektivitas pengendalian Covid-19.
Optimisme tersebut harus terjaga dengan tetap mewaspadai serta mengantisipasi lonjakan varian baru Covid-19 pada libur Nataru.
Dalam konferensi pers pada kanal Youtube Kemenkeu RI, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pertumbuhan di beberapa negara melambat pada kuartal III-2021 lantaran varian delta, tetapi pada kuartal IV-2021 terdapat indikasi tren yang menguat. Hal ini terlihat dengan PMI manufaktur yang terus berada pada zona ekspansi, Selasa (21/12/2021).
“Kalau kita lihat Indonesia juga mengalami kenaikan (PMI) tertinggi di ASEAN meskipun kita juga melihat adanya koreksi pada bulan terakhir namun tetap diatas Malaysia, Vietnam, Filipina maupun Thailand”, ujar Sri Mulyani.
Peningkatan mobilitas masyarakat terus terjadi hingga melampaui level pra-pandemi. Kondisi pandemi yang relatif terjaga serta pelonggaran PPKM mendorong peningkatan keyakinan masyarakt untuk kembali beraktivitas. Hal tersebut terlihat pada kegiatan ekonomi masyarakat yang terus menunjukkan peningkatan, utamanya pada kategori retail & recreation dan grocery & pharmacy.
Baca Juga : ANIES BASWEDAN REVISI KENAIKKAN UMP 2022 BERUJUNG KONTROVERSI
“Indikator dari sisi konsumsi ataupun produksi juga menunjukkan adanya pemulihan di kuartal ini. Confidence index kita mengalami kenaikan di 118,5 (Nov 2021), retail sales index kita meneruskan recovery sesudah kita terhantam delta pada bulan Juli lalu dan ini menunjukkan sekarang 10,1”, jelas Sri Mulyani selaku Menkeu.
Lanjut Menkeu, Mandiri spending index hingga 24 November 2021 terus mengalami kenaikan diangka 120,5 mengartikan adanya indikasi peningkatan konsumsi. Sementara itu, sektor manufaktur mengalami aktivitas yang cukup kuat dilihat dari kinerja impor bahan baku yang masih tumbuh 60,5%. Sedangkan pertumbuhan konsumsi listrik menunjukkan adanya akselerasi pada level 14,5 untuk industry dan 5,7 untuk bisnis.
“Hal yang juga menunjukkan suatu resiliensi dan sangat memberikan dampak postifi bagi perkuatan Indonesia adalah neraca perdagangan. Kita lihat surplus neraca perdagangan kita mencapai USD3,51 miliar pada bulan November 2021. Kalau diakumulasikan, dijumlahkan antara Januari hingga November 2021, surplus neraca perdagangan Indonensia mencapai USD34,32 miliar, ini adalah angka tertinggi dalam 14 tahun terakhir”, ujar Sri Mulyani.
Menkeu memprediksi pertumbuhan ekonomi berkisar pada 3,5-4% dimana kurtal keempat pertumbuhannya diprediksi akan diatas 5% pada tahun 2021. Hal ini karena menurutnya adanya akselerasi yang terlihat cukup kuat. (ndz)