Petani ubi di Mojokerto menjerit, terlilit kerugian besar. Dampak merosotnya harga jual
PINUSI.COM - Para petani ubi di Mojokerto kehilangan gairahnya untuk menjual hasil panen, lantaran harga penjualan saat ini sedang merosot. Tak sedikit hasil panen, yang telah memakan proses tanam selama lima bulan, dibiarkan membusuk.
Ubi jalar adalah salah satu hasil pertanian yang mengalami penurunan harga jual. Semula seharga Rp 1.000-1.500 per kg, kini terjun bebas menjadi Rp 200. Petani asal Desa Candiwatu, Sumarto mengeluh lantaran kebingungan mencari cara untuk mengembalikan modalnya Bertani.
Pria berusia 47 tahun itu mengaku, menghabiskan modal sebesar Rp 7.000.000 untuk menggarap lahan ubi seluas 5.200 meter persegi. Mirisnya, modal itu dia dapatkan dari hasil berhutang. Lebih jauh dia bercerita, apa bila memaksakan diri untuk menjual 7 ton ubi jalar hasil panennya, perkiraan dia, hanya laku sebesar Rp 1.500.000.
Dengan hasil penjualan itu, tutur dia, jangankan untuk membayar hutang modal tani, untuk kebutuhan sehari-hari dia dan keluarga pun sulit tercukupi “Sekarang karena harganya anjlok, tidak balik modal. Sebagian tanah pun saya menyewa," ujarnya seperti yang tertulis dalam siaran pers yang redaksi terima, Kamis (4/2/2021) sore.
Selain ubi jalar, hasil tani ketela pun juga alami harga jual yang merosot, seperti yang Masrukan alami. Petani ketela dari Desa Wonokyo Candiwatu ini juga alami kerugian besar. Dia menuturkan, dari lahannya yang seluas 2.600 meter persegi, hasil panen ketela hanya sebanyak 5 ton.
Untuk mendapatkan hasil panen tersebut, Masrukan mengaku menghabiskan modal tani sebanyak Rp 6.000.000. Namun karena harga jual yang turun hingga Rp 200 per kg, Masrukan pun sudah pasti rugi besar. “Sekarang ya merugi Rp 5.000.000 sekali tanam. Semoga ada hasil lebih baik," harap dia.
Situasi para petani ini pun sampai ke telinga tim Global Wakaf-Aksi Cepat Tanggap (ACT). Sebagai bentuk bantuan untuk meringankan sedikit kesusahan petani, program sedekah untuk para petani pun dihadirkan.
Realisasinya, ACT membeli hasil panen Ubi dengan harga di atas harga jual saat ini, dengan harapan hasil penjualan ubi ini bisa petani manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nantinya, ACT akan membagikan hasil ubi yang telah dibeli ke sejumlah pesantren yang membutuhkan, agar kebutuhan sehari-hari para santri dan pengajar tercukupi.