Hari Pers Nasional: Simbol Pengakuan Atas Eksistensi & Kontribusi Pers

Oleh CarrisaeltrTuesday, 9th February 2021 | 10:32 WIB
Hari Pers Nasional: Simbol Pengakuan Atas Eksistensi & Kontribusi Pers
Hari Pers Nasional harus melalui proses panjang yang menahun agar peringatannya bisa terlaksana secara resmi (Foto: Freepik)

PINUSI.COM – Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) terselenggara setiap tanggal 9 Februari. Artinya, hari ini adalah hari yang spesial bagi seluruh insan pers nusantara. Peringatan HPN tahun ini, mengusung tajuk Bangkit dari Pandemi, Pers sebagai Akselerator Perubahan dan Pemulihan Ekonomi. Sejalan dengan kondisi terkini tanah air.

Sejarah HPN, sejatinya tidak terlepas dari peran organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Peringatan HPN melalui proses panjang, untuk bisa diperingati secara resmi. Karena baru di tanggal 23 Januari 1985 pemerintah secara resmi mengakui peringatan HPN,

Pengukuhannya atas persetujuan Presiden Soeharto, yang kemudian dituangkan ke dalam Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985. Keppres ini menyebut, pers nasional Indonesia mempunyai sejarah perjuangan dan peranan penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.

Melansir situs pwi.or.id, pers selalu punya peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik itu di zaman kolonialime atau pun sesudah kemerdekaan. Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, insan pers turut berkontribusi bersama para perintis pergerakan di seluruh pelosok tanah air.  

Lalu, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, wartawan Indonesia masih melakukan peran ganda sebagai aktivis pers dan aktivis politik. Eksistensi pers semakin dapat pengakuan setelah lahirnya PWI.

Pada 9-10 Februari 1946, kongres PWI pertama terselenggara di balai pertemuan Sono Suko, Surakarta. Dalam pertemuan itu, para pemimpin surat kabar, majalah, dan wartawan yang hadir menyepakati terbentuknya organisasi wartawan Indonesia dengan nama Persatuan Wartawan Indonesia.

Ketua pertama PWI adalah Mr. Sumanang Surjowinoto, dengan sekretaris Sudarjo Tjokrosisworo. Selain memilih ketua dan sekretaris, pertemuan itu juga menyepakati komisi PWI yang beranggotakan:

  • Sjamsuddin Sutan Makmur (Harian Rakjat, Jakarta)
  • B. M. Diah (Merdeka, Jakarta)
  • Abdul Rachmat Nasution (Kantor Berita Antara, Jakarta)
  • Ronggodanukusumo (Suara Rakjat, Modjokerto)
  • Mohammad Kurdie (Suara Merdeka, Tasikmalaya)
  • Bambang Suprapto (Penghela Rakjat, Magelang)
  • Sudjono (Berdjuang, Malang)
  • Suprijo Djojosupadmo (Kedaulatan Rakjat, Yogyakarta).

Kelahiran PWI jadi simbol kebersamaan dan kesatuan wartawan Indonesia dalam tekad dan semangat patriotiknya untuk membela kedaulatan, kehormatan serta integritas bangsa dan negara, dari ancaman kembalinya penjajah.

Selaras dengan tugas yang pengurus PWI emban, yakni mengupayakan adanya koordinasi antara ratusan surat kabar dan majalah ke dalam satu barisan pers nasional, dengan satu tujuan bersama.

Tujuan tersebut adalah menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Belanda dan mengobarkan nyala revolusi dengan mengobori semangat perlawanan seluruh rakyat terhadap bahaya penjajahan.

Empat bulan setelah lahirnya PWI, tokoh-tokoh pers nasional mendirikan lagi wadah bernama Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) tepatnya 8 Juni 1946. Orang pun mengibaratkan kelahiran PWI dan SPS sebagai kembar siam.

Gagasan awal mengenai peringatan HPN pertama kali mencuat di kongres PWI ke-16, Desember 1978, di Padang Sumatera Barat. Salah satu keputusan kongres waktu itu adalah mengusulkan kepada pemerintah agar menetapkan tanggal 9 Februari yang sekaligus tanggal lahir PWI sebagai HPN.

Sebelum penetapan resmi oleh pemerintah, pelaksanaan peringatan HPN pertama kali, terjadi pada 9 Februari 1981 bertepatan dengan ulang tahun PWI ke-35. Peringatan tersebut baru terpustakan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Di kongres ini, muncul usulan penetapan tanggal 9 Februari sebagai HPN, yang kemudian disetujui oleh Dewan Pers untuk disampaikan kepada pemerintah.

Akhirnya, setelah beberapa tahun diusulkan, terbitlah Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985 yang menetapkan 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional. Peringatan HPN pertama kali secara resmi diselenggarakan di Gedung Utama Pekan Raya Jakarta, 9 Februari 1985.

Terkini

Kaesang Datangi KPK, KPK: Teman Kaesang Beri Tumpangan
Kaesang Datangi KPK, KPK: Teman Kaesang Beri Tumpangan
PinNews | 8 hours ago
Naturalisasi Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Resmi Disetujui Komisi III DPR RI
Naturalisasi Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Resmi Disetujui Komisi III DPR RI
PinSport | 8 hours ago
Baik Untuk Kesehatan, Ini 9 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula
Baik Untuk Kesehatan, Ini 9 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula
PinRec | 9 hours ago
Kaesang Datangi KPK, Klarifikasi Soal Penggunaan Jet Pribadi ke AS
Kaesang Datangi KPK, Klarifikasi Soal Penggunaan Jet Pribadi ke AS
PinNews | 9 hours ago
Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2024: 2,8 Juta Pelamar Memenuhi Syarat, Cek Disini!
Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2024: 2,8 Juta Pelamar Memenuhi Syarat, Cek Disini!
PinNews | 9 hours ago
5 TWS Gaming Murah Terbaik 2024: Low Latency dan Anti-Delay
5 TWS Gaming Murah Terbaik 2024: Low Latency dan Anti-Delay
PinTect | 12 hours ago
Brisbane Roar Berikan no 7 Pada Struick, Akankah Struick Bersinar di Brisbane Roar ?
Brisbane Roar Berikan no 7 Pada Struick, Akankah Struick Bersinar di Brisbane Roar ?
PinSport | 13 hours ago
5 Rekomendasi Keyboard Mechanical Gaming Murah Terbaik 2024
5 Rekomendasi Keyboard Mechanical Gaming Murah Terbaik 2024
PinTect | 13 hours ago
Pilkada 2024: Sementara Terdapat 38 Daerah dengan Calon Tunggal
Pilkada 2024: Sementara Terdapat 38 Daerah dengan Calon Tunggal
PinNews | 14 hours ago
Nikita Mirzani Hadiri Pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan Terkait Kasus Vadel
Nikita Mirzani Hadiri Pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan Terkait Kasus Vadel
PinTertainment | 14 hours ago