PINUSI.COM - Pemerintah ingatkan masyarakat tak berpergian ke luar negeri guna cegah penyebaran varian Omicron. Puncak gelombang Covid-19 akibat Omicron diperkirakan akan terjadi pada awal Februari.
Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengingatkan semua pihak untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan ketat sebagai antisipasi penularan varian tersebut.
Namun, lanjut Rahmad, Indonesia harus juga berkaca dari negara lain di mana dalam dua minggu proses penularan varian Omicron secara global begitu cepat sekali.
"Sedangkan di Indonesia juga sudah terjadi transmisi lokal yang itu justru semakin sulit untuk kita deteksi dan kendalikan kalau kita abai prokes dan tidak menganggap varian Omicron sesuatu yang serius," katanya.
Agar tidak terjadi ledakan kasus seperti varian Delta pertengahan tahun lalu, politikus PDIP itu menilai pemerintah harus menggencarkan komunikasi, edukasi dan informasi kepada masyarakat bahwa Omicron nyata secara global.
Kita juga berkaca pada negara mayoritas Omicron seperti AS India dll agar kita lebih hati-hati. Prokes tidak boleh kita tawar agar efektif," kata Rahmad. Meskipun Omicron menulari warga yang sudah divaksin, tambah Rahmad, tetap harus menyukseskan program vaksinasi. Khususnya yang belum vaksin tahap satu.
"Juga harus kita dorong vaksin kedua juga termasuk penyuntikan booster untuk dipercepat khususnya lansia," kata Rahmad,
Komisi IX DPR sudah mendorong pemerintah untuk mempersiapkan hal buruk jika kasus varian Omicron meledak. Salah satunya adalah dengan menyiapkan obat-obatan dan oksigen. Meski sudah dilakukan namun perlu diingat negara manapun tidak akan sanggup menyiapkan fasilitas kesehatan di saat warganya bersamaan sakit.
"Berkaca negara lain juga saat Omicron meledak RS juga penuh, bukan berarti OTG itu fisiknya kuat tapi ketika menulari saudara kita yang lansia kemudian menulari kita yang komorbid kita harus waspada. Karena itu kita camkan ini. Meskipun kita siapkan tapi warga sama-sama sakit serempak, meledak, sulit kita siapkan faskes," jelasnya.
Untuk itu harga mati tidak boleh ditawar karena Omicron sudah dominasi apalagi banyak OTG, yaitu jangan mengacu pada data saja. Kita patut waspada kemungkinan Omicron sudah banyak menyebar dan banyak OTG. Tapi Jangan panik, kita tetap kita waspada," kata Rahmad.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi menyampaikan untuk tetap waspada dan tidak perlu panik karena kasus Omicron yang masuk rumah sakit tercatat tidak sebanyak varian sebelumnya.