Hobi Plesiran keluar negeri, sama saja dengan tidak mendukung pariwisata dalam negeri, secara tidak langsung.
PINUSI.COM - Hobi Plesiran keluar negeri rupanya sudah menjangkiti masyarakat Indonesia. Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan dari hobi tersebut terdapat nilai ekonomi mencapai Rp 140 triliun.
Data itu berasal dari budget wisatawan Indonesia yang senang berplesir ke negara lain, sebelum pandemi. Hal ini diungkap oleh Odo RM Manuhutu, Deputi bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves.
Dalam jumpa pers pada Jumat (19/2/2021) dia mengatakan, potensi tersebut jika bisa mengoptimalkan maka bisa hidupkan sektor wisata dalam negeri. Maka, pemerintah bertekad untuk mendorong masyarakat mau berwisata di dalam negeri.
“Kami melihat wisatawan domestik Indonesia sebelum pandemi banyak yang ke luar negeri dengan nilai lebih dari 10 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 140 triliun (kurs Rp14.000/dollar AS). Sekarang sedang mengembangkan bagaimana agar 10 miliar dolar AS yang biasanya penggunannya di luar negeri oleh wisatawan Indonesia kita dorong untuk tetap di domestik kita," katanya.
Realisasinya melalui beberapa program yang saat ini gencar pemerintah suarakan, agar masyarakat kembali berani berwisata tapi di dalam negeri dengan protokol kesehatan. Salah satunya, Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia.
Dia menambahkan, Gerakan tersebut merupakan kampanye lanjutan dari program Bangga Buatan Indonesia untuk membeli produk kreatif asal dalam negeri. Ide ini pernah Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sampaikan di kala pemerintah tutup pintu bagi warga negara asing (WNA), awal 2021.
Sekadar informasi, sejak Presiden Jokowi tunjuk sebagai Menparekraf, Sandiaga mendapat amanat khusus untuk fokus mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di lima destinasi super prioritas Indonesia, yakni Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.