PINUSI.COM – Tesla memberi kejutan pada awal Januari 2021. perusahaan pembuat mobil listrik ini memutuskan untuk memborong mata uang digital bitcoin. Dana yang digelentorkan perusahaan besutan Elon Musk itu juga tidak tanggung-tanggung, sekitar 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Pada saat transaksi, per keping bitcoin dibeli pada kisaran harga 30 – 40 ribu dolar AS. Dan kini, harga mata uang kripto ini sudah naik hampir 72 persen. Saat ini, harga bitcoin tembus 57 ribu dolar AS per keping dan menjadi tertinggi sepanjang sejarah.
Langkah ini disebut perusahaan sebagai bentuk investasi sampingan Tesla. Perusahaan meyakini tren positif bitcoin akan memberi dampak baik ke perusahaan selama kurun 12 hingga 18 bukan ke depan. Tesla pun diramal atau diprediksi telah mendapat untung besar dari investasi sampingannya ini.
Analis ekuitas di Wedbush Securities, Dan Ives memperkirakan besaran keuntungan yang sudah Tesla raup, sebesar 1 miliar atau setara Rp 14 triliun (kurs Rp 14.000/dolar AS) dari membeli bitcoin.
Dia mengatakan, prediksi keuntungan ini berdasar pada pergerakan bitcoin yang belakangan ini meningkat signifikan. Dia bahkan berani mengklaim keuntungan dari investasi sampingan Tesla lebih besar ketimbang hasil penjualan perusahaan sepanjang tahun 2020.
"Berdasarkan perhitungan kami, kami memperkirakan bahwa Tesla sejauh ini telah menghasilkan keuntungan sekitar US$ 1 miliar selama sebulan terakhir dari investasi bitcoinnya. Lebih banyak dari pada keuntungan menjual EV-nya di seluruh tahun 2020," tulis Ives dalam sebuah catatan yang diterbitkan Sabtu, melansir Market Business Insider, Senin (22/2/2021).