PINUSI.COM - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi naik dua sampai empat persen pada akhir tahun 2022.
"Dengan demikian, suku bunga kebijakan akan tetap kami tahan sampai terdapat sinyal kenaikan inflasi, yang mana kemungkinan terjadi pada akhir tahun ini," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam Annual Investment Forum 2022, yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, (27/12/2022).
Dalam keterangannya, Perry mengatakan, Kenaikan inflasi terjadi seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, Sehingga nantinya bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan tumbuh tinggi sebesar 4,7-5,5 persen.
Perry Menuturkan Pemulihan Ekonomi dan Kebijakan moneter akan mendukung stabilitas perekonomian setelah pandemi.
"Normalisasi kebijakan moneter akan dimulai pada tahun ini, diawali dengan kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) yang akan dimulai pada Maret 2022 sebesar 150 basis poin (bps) untuk Bank Umum Konvensional dan 50 bps untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah", Tutur Perry.
Industri perbankan diharapkan bisa mengerti dan merencanakan bagaimana mengatur likuiditas,
Bank Indonesia meyakini likuiditas perbankan akan tetap berlebih dalam pemberian kredit dan membeli obligasi pemerintah. Perkiraan posisi alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 30 persen pada akhir tahun 2022, dari yang saat ini tercatat 36 persen.
"Rasio tersebut masih cukup besar dari AL/DPK di masa sebelum pandemi yang tercatat maksimal 21 persen", tutup perry. (AF)