PINUSI.COM - Pernah sadar gak sih hampir mayoritas tukang kuli bangunan itu berasal dari suku Jawa?. Ternyata pembangunan yang sudah terealisasikan di Indonesia merupakan dari tenaga serta pikiran mayoritas masyarakat Jawa, alasannya cukup singkat karena mereka memiliki etos kerja yang baik, Rabu (04/01/2022) .
Skeptis atau pertanyaan di benak teman Pinusian mungkin kerap kali ada tentang kuli bangunan atau buruh bangunan kenapa orang Jawa, tak lain jawabannya adalah mereka memiliki etos kerja yang baik, mulai dari disiplin, tidak gengsi hingga rajinnya minta ampun.
Kuli bangunan juga merupakan bagian dari sejarah dimana sejak zaman kerajaan, para pekerja konstruksi pembuatan candi Kerajaan dan lain lain merupakan warga atau masyarakat setempat yang notabene adalah orang Jawa
BACA LAINNYA : Gak Sabar! EXO Akan Segera Comeback Setelah Musim Semi Mendatang
Para tukang bangunan asal Jawa turut berkontribusi dalam membangun negeri sejak jaman penjajahan yakni membangun pembangunan Jalan Anyer-Panarukan atau Jalan Pos Daendles.
Kemudian Mereka juga banyak terlibat untuk pembangunan istana presiden, pasar, sekolah, hingga rumah sakit. Rupanya, mereka sudah turun temurun terlibat sejumlah proyek pembangunan di tanah air.
Saat tim Pinusi menemui pekerja kuli bangunan,
Rahmad salah seorang kuli bangunan yang yang merupakan orang berasal dari tanah Jawa, tepatnya Purbalingga.
Rahmad sendiri merupakan kuli bangunan yang dibayar perhari, dimana per harinya mencapai Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Harga tersebut ternyata menurutnya masih murah untuk ukuran bangun rumah yang hasilnya dapat dinikmati dengan memanjakan mata serta kenyamanannya.
BACA LAINNYA : Anggaran Yang Terbatas, Legislator : Komisi V Bekerja Tidak Maksimal
"Sehari itu mulai kerjain apa saja, ngaduk semen, ngecor, dan pasang pasang pondasi. Tapi biasanya si pemilik rumah minta target untuk cepat diselesaikan, nah harga sama target tetap disesuaikan mas," ungkapnya.
Selain itu, alasannya memilih kerja sebagai kuli karena faktor ekonomi, sehingga keputusan yang diambil yakni sebagai kuli. Namun tidak itu saja, karena Rahmad sendiri memiliki keterampilan dalam bangunan inilah yang akhirnya membawanya hampir 7 tahun lamanya bergelut di profesi ini.
Editor : Cipto Aldi