PINUSI.COM - Pemberlakuan sistem jalan One Way atau satu arah di Jalan Daan Mogot, Tangerang, diberlakukan pada Minggu (20/2/2022), telah dijalankan dengan lancar.
Akan tetapi, pada Senin (21/02/2022) kemacetan parah terjadi pada di Jalan Bouroq dan beberapa ruas jalan lainnya, Kemacetan terjadi pada pagi hari di saat masyarakat ingin berangkat bekerja dari Tangerang menuju Jakarta.
Kemacetan terjadi dikarenakan kurangnya sosialisasi dan kurangnya jalur alternatif.
Sementara itu, menurut Wahyudi Rukmana, seorang warga sekitar yang menjalani usaha isi ulang air minum, sistem tersebut dinilai tidak efektif dan tidak efisien.
"Pemberlakuan one way membuat sulit untuk mobilitas, jadi tidak efisien, karena lebih makan waktu, bensin, ribet jalurnya. Yang harusnya dikirim dengan waktu 5 menit, ini harus muter ke Jalan Pembangunan 1, lalu keluar ke Jalan Pembangunan 2," ujarnya.
"Saya kalau kirim galon air minum ke Jalan Lio baru, harus muter ke Jalan Bouroq, itu buang waktu, buang bensin, jadi lebih capek karenakan jarak yang tadinya cuma 200 meter sekarang jadi lebih 1 km. Muternya jauh," lanjut Wahyudi
Sementara itu, selain para pengendara dan warga sekitar Jalan Bouroq Batu Ceper yang akan berangkat bekerja dari Tangerang menuju Jakarta, mengeluhkan dengan adanya sistem one way tersebut menyebabkan kemacetan panjang.
Menurut Heri, warga Jalan Bouroq, sistem One Way dinilai merepotkan warga Batu Ceper yang akan berangkat kerja menuju jalan Bouroq Lio baru atau pun menuju Tangerang dikarenakan jalan yang dilaluinya harus memutar terlebih dahulu.
"Ini pokoknya untuk warga Batu Ceper lebih ribet, juga tidak adanya jalur alternatif lagi, Ada jalur alternatif juga itu tetep jauh sebenarnya, ini tidak efisien," kata Yudi
Heri dan Yudi berharap sistem jalan kembali menjadi dua arah, dikhawatirkan jalan Bouroq akan cepat rusak karena di lintasi truk dan bus besar juga lanjut heri dan Yudi yang secara kompak.
Kepala Suku Dinas Perhubungan Kota Tangerang, Wahyudi Iskandar, mengatakan, "Sampai 1 bulan ini, kita akan evaluasi terus sampai kita ketemu habit atau kebiasaan perjalanan masyarakat yang sudah terbiasa. Betul (untuk menghindari kepadatan)," kata Wahyudi kepada wartawan, Minggu (20/2). (AF)