PINUSI.COM - Invasi Rusia membombardir Kota Kiev dengan menembakkan roket, setelah Ukraina bersikukuh bergabung dengan NATO, Kamis (24/2/2022).
Rusia saat ini melakukan invasi skala penuh ke berbagai wilayah Ukraina, Rusia telah mengerahkan setidaknya 200.000 tentara di dekat perbatasan bahkan infrastruktur militer yang menjaga perbatasan Ukraina tak luput dari serangan.
Apa penyebab invasi Rusia dan Ukraina ?
Melansir dari BBC, Rusia telah lama menolak langkah Ukraina menuju institusi Eropa, baik NATO maupun Uni Eropa. Sekarang, Vladimir Putin telah mengklaim Ukraina telah menjadi boneka Barat dan bagaimanapun juga tidak pernah menjadi negara yang layak.
Rusia menuntut jaminan dari Blok Barat dan Ukraina, bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO, aliansi pertahanan dari 30 negara, agar Ukraina melakukan demiliterisasi dan menjadi negara netral.
Sebagai bekas republik Soviet, Ukraina memiliki ikatan sosial dan budaya yang mendalam dengan Rusia, dan bahasa Rusia digunakan secara luas di sana. Tetapi, sejak Rusia menginvasi pada tahun 2014, menyebabkan hubungan tersebut rusak.
Ketika invasi 2014, pemberontak yang didukung oleh Presiden Putin merebut sebagian besar wilayah timur dan telah memerangi tentara Ukraina sejak saat itu, Rusia melancarkan invasi ke Ukraina ketika presidennya yang pro-Rusia digulingkan pada awal 2014. Perang di timur sejak itu telah merenggut lebih dari 14.000 jiwa.
Rusia telah membicarakan tentang "momen kebenaran" dalam menyusun kembali hubungannya dengan NATO dan telah menyoroti tiga tuntutan.
Putin menginginkan janji yang terikat secara hukum bahwa NATO tidak akan berkembang lebih jauh. "Bagi kami, mutlak wajib untuk memastikan Ukraina tidak pernah menjadi anggota NATO," kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov.
Putin mengatakan tidak akan tinggal diam jika Ukraina bergabung dengan NATO.
“Mari kita bayangkan Ukraina adalah anggota NATO dan memulai operasi militer. Apakah kita seharusnya berperang dengan blok NATO? Apakah ada yang memikirkan hal itu? Sepertinya tidak”
Tuntutan utamanya adalah agar NATO tidak mengerahkan militer di dekat perbatasan Rusia dan Ukraina, dan bahwa NATO akan menghapus pasukan dan infrastruktur militer dari negara-negara anggota yang bergabung dengan aliansi itu sejak 1997. Negara-negara tersebut Eropa Tengah, Eropa Timur dan Baltik.
Pihak NATO mengatakan, NATO adalah aliansi defensif dengan kebijakan pintu terbuka untuk anggota baru, dan 30 negara anggotanya bersikeras tidak akan berubah.
Namun, menurut Putin NATO berjanji pada tahun 1990 bahwa NATO tidak akan memperluas "tidak satu inci pun ke timur" akan tetapi tetap melakukannya.
Ukraina mengatakan dengan tegas Rusia tidak memiliki hak untuk mencegah negara tersebut membangun hubungan yang lebih dekat dengan NATO.
“Rusia tidak dapat menghentikan Ukraina untuk semakin dekat dengan NATO dan tidak memiliki hak untuk berbicara dalam diskusi yang relevan,” (AF)