Nasabah kripto di Turki alami kerugian besar, usai uangnya dibawa kabur oleh CEO aplikasi penyedia layanan
PINUSI.COM – Nasabah kripto di Turki yang menggunakan layanan platform transaksi mata uang cryptocurrency berjuluk Thodex, sedang ketiban sial. Pasalnya Fatih Farux Ozer, sang CEO platform, tiba-tiba menghilang.
Belakangan diketahui, Ozer kabur ke luar negeri membawa kabur aset para nasabahnya senilai 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 29,11 triliun. Demikian diberitakan Deutsche Welle, pada Jumat (23/4/2021).
Para nasabah baru menyadari, setelah Ozer menutup situs Thodex dan mengumumkan bahwa situsnya akan tutup kurun 4-5 hari ke depan. Dengan alasan dikarenakan ada potensi investasi luar yang tidak ditentukan.
Sesaat setelah pernyataan itu terbit di situsnya, para investor tak dapat mengakses akun dan menarik uang mereka. Akhirnya, ribuan investor mengajukan tuntutan pidana terhadap Thodex. Saat ini, Ozer sedang dicari oleh kepolisian Turki. Jaksa di Istanbul juga telah memerintahkan penyelidikan terhadap Thodex pada Kamis, (22/4/2021) kemarin, waktu setempat.
Kantor Jaksa Penuntut Umum Istanbul mengatakan, Thodex telah merugikan banyak orang. Jaksa juga memerintahkan penyelidikan terhadap Ozer atas tuduhan penipuan terburuk dan mendirikan organisasi kriminal.
Ozer dilaporkan melarikan diri dari Turki setelah otoritas keamanan merilis fotonya yang sedang melakukan pemeriksaan paspor di bandar udara (Bandara) Istanbul. Namun, belum diketahui ke mana ia pergi. Menurut laporan media lokal, pria yang usianya di kisaran 27 atau 28 tahun tersebut telah terbang ke Albania atau Thailand.
Pengacara Abdullah Usame Ceran yang telah mengajukan tuntutan pidana terhadap Ozer mengajukan banding kepada pihak berwenang untuk menyita aset platform, termasuk rekening bank, saham, dan kepemilikan berdasarkan laporan dari Anadolu Agency.
Tercatat, Thodex memiliki 400.000 pelanggan, 391.000 di antaranya aktif dalam transaksi mata uang kripto. Sementara itu, dalam situs Thodex, telah dirilis pernyataan yang membantah semua pemberitaan terkait penipuan itu. Thodex mengatakan pihaknya sedang melakukan penawaran rahasia
"Ada bank dan lembaga pembiayaan yang terkenal secara global yang telah lama ingin berinvestasi di perusahaan kami dan mengajukan kemitraan untuk waktu yang lama, dan namanya akan kami umumkan ketika proses penawaran selesai. Untuk menyelesaikan proses ini, transaksi perlu dihentikan dan proses penjualan harus diselesaikan," bunyi keterangan di situs Thodex.
Sekadar informasi, Bank sentral Turki telah memperingatkan mata uang digital mengandung risiko signifikan, dan telah memutuskan untuk melarang penggunaan mata uang kripto sebagai pembayaran barang dan jasa mulai dari 30 April. Selain itu, akibat kasus ini otoritas Turki juga akan memperketat pengawasan di pasar kripto.