Sekolah tatap muka direstui 75,8 persen masyarakat. Akan tetapi penggunaan teknologi digital tetap dianggap perlu.
PINUSI.COM – Sekolah tatap muka mendapat persetujuan dari mayoritas masyarakat, dan berharap kebijakan tersebut segera dimulai secara merata. Demikian hasil dari survei nasional bertajuk Pendapat Publik Terhadap Isu-isu Dunia Pendidikan Nasional di Era Pandemi, lembaga Arus Survei Indonesia (ASI).
Survei yang menggunakan metode multistage random sampling ini, memiliki margin eror 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sementara waktu pelaksanaannya, pada 21-25 April 2021, mewawancarai 1000 responden dari 34 Provinsi, melalui sambungan telepon.
Hasilnya, ASI mendapati sebanyak 75,8 persen publik yang mengaku setuju untuk kebijakan sekolah tatap muka segera dilakukan. Sementara 20,6 persen mengatakan tidak setuju dan 3,6 persen lainnya mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.
Sementara jumlah publik yang ingin pembelajaran tatap muka ini dibuka secara bertahap sebanyak 49,4 persen. 29,15 persen berpendapat untuk dibuka secara serentak dan 21,5 persen sisanya mengaku tidak tahu atau tidak jawab. Di sisi lain, sebanyak 64,7 persen berpendapat bahwa penggunaan teknologi digital tetap dibutuhkan untuk menunjang pembelajaran.
Sedangkan publik yang tidak setuju pembelajaran tatap muka dibuka sebanyak 20,6 persen. Dari jumlah itu, sebanyak 39,7 persen beralasan takut dengan angka penyebaran Covid-19 masih tinggi, 21 persen lainnya beralasan masih sedikitnya orang yang sudah diivakin, lalu 17,8 persen beralassan siswa lebih senang belajar di rumah.
Kemudian yang beralasan siswa lebih rentan tertular Covid-19 saat sekolah tatap muka sebanyak 17,3 persen dan sisanya menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. Di samping itu, survei ini juga mengungkap sebanyak 48,3 persen berpendapat pembelajaran daring kurang maksimal, lalu sebanyak 31,8 persen berpendapat banyak siswa mulai jenuh belajar di rumah.
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an—menukil detikcom, Kamis (29/4/2021)—mengklaim upaya pemerintah dalam hal ini Kemendikbud untuk segera menggelar sekolah tatap muka punya argumentasi kuat. "Pasalnya menurut data survei, sebanyak 65,7% publik berpandangan bahwa pembelajaran daring atau jarak jauh yang sedang berjalan selama ini kurang efektif," ujarnya.