Bencana kemanusiaan India telah menyebabkan ratusan ribu nyawa melayang. Pandemi Covid-19 tak terkendali
PINUSI.COM – Bencana kemanusiaan hantam India, akibat dilumat pandemi Covid-19. Tercatat negeri sungai gangga memiliki total 21.077.410 kasus positif dengan angka kematian mencapai 230.168 jiwa. Jumlah tersebut membawa India ke peringkat kedua di dunia, di bawah Amerika Serikat (AS).
Situasi ini dinilai Palang Merah Internasional sebagai bencana kemanusiaan hebat yang pernah terjadi di kawasan Asia Selatan. Kerasnya hantaman virus SARS-CoV-2 membuat negara-negara tetangga terdekat India menjadi khawatir dan melakukan antisipasi dengan menutup semua pintu perbatasan negara.
Melansir AFP, ada pun negara-negara yang menerapkan kebijakan tersebut di antaranya, Bangladesh, Nepal dan Sri Lanka. Ketiganya juga menerapkan kebijakan pendukung lainnya untuk menutup akses masuk dari India.
Seperti Sri Lanka yang melarang seluruh penerbangan dari India mulai Kamis (6/5/2021) waktu setempat. . Larangan diberlakukan saat Sri Lanka melaporkan 1.939 kasus positif Covid-19 dengan 14 kematian dalam 24 jam terakhir.
Sehari sebelumnya, Rabu (4/5/2021) waktu setempat, Angkatan Laut (AL) Sri Lanka juga gencara berpatroli diperbatasan laut, misi mereka adalah menjauhkan kapal-kapal pukat India yang mencari ikan di sekitar perbatasan.
Bangladesh, negara tetangga India lainnya, telah lebih dulu menutup seluruh penerbangan internasional sejak 14 April lalu, dan pada 26 April memutuskan untuk menutup rapat pintu perbatasan negaranya dengan India. Bahkan Bangladesh juga menghentikan vaksin dari India dan sedang bernegosiasi dengan Tiongkok untuk mendapat pasokan baru.
Sementara itu, tepat sepekan lalu, Nepal juga menghentikan penerbangan internasional khususnya dari dan menuju ke India. Meski begitu pihak otoritas setempat masih mengijinkan dua penerbangan pulang-pergi dalam sepekan untuk rute dari dan menuju ke India. Alasannya untuk memulangkan warganya yang terjebak.
"Kota-kota di wilayah selatan dekat perbatasan India tidak mampu mengatasi peningkatan jumlah orang yang membutuhkan perawatan medis," demikian pernyataan Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah.