Dukungan untuk Palestina dari pemerintahan AS tidak main-main. Bukan cuma materil, didukung juga dari sisi moril.
PINUSI.COM – Dukungan untuk Palestina terus mengalir, dan kali ini datang dari Amerika Serikat (AS). Pemerintahan negeri Paman Sam itu berjanji akan memberikan tambahan bantuan sebesar 75.000.000 dolar AS.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken saat bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Kota Ramallah, Tepi Barat, Selasa (25/5/2021) waktu setempat. Bantuan sebesar 5.500.000 dolar AS akan dicairkan segera untuk pembangunan Gaza.
Selain itu, bantuan lainnya sebesar 32.000.000 dolar juga akan AS salurkan melalui badan PBB untuk pengungsi Palestina. Akan tetapi, Blinken memastikan Hamas, selaku penguasa Jalur Gaza, tidak akan mendapat manfaat dari bantuan kemanusiaan itu. Dia meyakini, jika bantuan didistribusikan dengan benar, justru dapat pergerakan mengganggu Hamas.
Bukan cuma bantuan materil, AS pun berikan dukungan moril. Blinken menegaskan akan membuka kembali kantor Konsulat AS di Yerusalem.Langkah ini diharapkan bisa mengaktifkan kembali saluran diplomatik dengan Palestina.
Di sisi lain, keputusan membuka Konsulat ini tentu sangat berseberangan dengan kebijakan pemerintahan AS di era kepemimpinan Presiden Donald Trump. Yang mana, kala itu Konsulat AS untuk Palestina ditutup Trump.
Blinken menegaskan pembukaan kembali Konsulat AS itu dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. "Amerika Serikat akan bergerak maju dengan proses pembukaan kembali konsulat kami di Yerusalem. Itu cara penting bagi negara kami untuk terlibat dan memberikan dukungan kepada rakyat Palestina," tegas Blinken dikutip dari Reuters, Rabu (26/5/2021).
Meski demikian, pada kesempatan itu Blinken tidak menyinggung menyinggung apakah kedubes AS akan direlokasi kembali ke Tel Aviv setelah dipindahkan oleh pemerintahan AS di era Trump. Tapi Blinken sempat menyinggung aktivitas perluasan permukiman Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat yang akan dijadikan Palestina sebagai ibu kotanya di masa depan, termasuk penggusuran warga di Sheikh Jarrah.
"Untuk mencegah kembali kekerasan, kami harus menggunakan ruang yang dibuat untuk menangani serangkaian masalah dan tantangan mendasar lebih besar. Itu dimulai dengan menangani situasi kemanusiaan yang parah di Gaza dan memulai pembangunan kembali," tukasnya.
Sekadar informasi, Konsulat AS di Palestina sempat ditutup pada tahun 2019. Penutupan itu dilakukan saat Presiden Donald Trump masih menjabat. Pada 2017, Donald Trump sempat mengakui Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel. Kala itu, Trump berencana memindahkan Kedubesnya di Tel Aviv ke Yerussalem.