Kudeta pemerintahan Myanmar oleh militer, ASEAN atur strategi
PINUSI.COM – Min Aung Hlaing, Pemimpin Pemerintah Militer menjelaskan akan memperpanjang masa darurat hingga Agustus 2023. Ia pun juga menegaskan akan melakukan perjanjian pemilihan umum (Pemilu) ulang.
Kemudian, berdasarkan paparan yang sudah tersiar di media, pemerintahan Min akan melakukan arahan yang mana Perhimpunan Bangsa-Banggsa Asia Tenggara (ASEAN) sudah sepakati.
Adapun pemenang kudeta militer partai pimpinan Aung San Suu Kyi. Suu adalah seorang penerima Nobel perdamaian juga medapat tuduhan.
Hal ini sudah terencana sejak enam bulan yang lalu. Tepatnya pada saat penggulingan pemerintah Myanmar, yaitu Partai Liga Nasional Baru. Berdasarkan hasil tersebut, memberikan titik terang. Karena, selama hampir dua setengah tahun Myanmar terambil alih oleh militer.
“Saya berjanji untuk mengadakan pemilihan multipartai tanpa gagal. Myanmar juga siap untuk bekerja sama dengan ASEAN dalam kerangka ASEAN, termasuk dialog dengan Utusan Khusus ASEAN di Myanmar,” tutur Min.
Nantinya, pada hari ini menteri luar negeri ASEAN akan mengagendakan acara rapat tertutup. Hal tersebut meyakinkan untuk menyelesaikan permasalahan Junta.
“Myanmar siap untuk bekerja sama dengan ASEAN, termasuk berdialog dengan utusan khusus ASEAN di Myanmar,” tutup Min.
Sebagai informasi, tindakan mengkudeta pemerintah militer ini telah mendapatkan suara negatif dari berbagai belahan dunia, termaksud Amerika Serikat. (boy/fe)