PINUSI.COM, Jakarta - Amerika Serikat (AS) berencana mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) terkait ketahanan pangan di luar forum G20 yang akan memperkuat diskusi dalam menghadapi krisis pangan. Hal ini ditanggapi Menteri Keuangan RI Sri Mulyani sebagai sesuatu yang tidak jadi masalah sehubungan dengan perhelatan G20 yang akan digelar di Indonesia November mendatang.
“Saya tidak melihat ini sebagai kompetisi tetapi lebih seperti memperkuat atau bahkan memperdalam diskusi yang sangat penting bagi kita semua untuk dapat mengatasi risiko ekonomi global seperti krisis pangan,” katanya dalam konferensi pers FMCBG G20 Ke-2 di Jakarta, Kamis.
AS berinisiatif untuk mengadakan KTT ketahanan pangan di luar forum G20 dan tidak melibatkan Rusia yang merupakan produsen pangan terbesar.
Sri Mulyani menyambut baik rencana AS tersebut karena sangat bagus seiring terciptanya wadah baru untuk mengumpulkan solusi dan jalan keluar dari potensi krisis pangan yang akan terjadi.
Ia menuturkan hal ini menjadi salah satu wujud kerjasama dan kolaborasi G20 mengingat biasanya beberapa negara anggota memiliki inisiatif dan kemudian mereka membuat kegiatan tertentu hingga menggalang dukungan.
Langkah AS yang meski masih sangat awal ini dinilai sangat penting dalam mendorong pemulihan ekonomi.
“Inisiatif oleh AS untuk mengatasi masalah pangan ini, saya pikir tentu saja disambut baik,” ujar Sri Mulyani.
Terlebih lagi, kekhawatiran terkait potensi krisis pangan dan energi sebagai dampak perang Rusia dan Ukraina juga menjadi fokus isu dalam Presidensi G20 Indonesia.
Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) Presidensi G20 Indonesia yang diselenggarakan di Washington D.C., Amerika Serikat ini pun turut mengundang Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO).
FAO dihadirkan agar Presidensi G20 Indonesia bisa mendapatkan penilaian dan saran agar dunia memiliki ketahanan pangan yang jauh lebih baik sehingga menciptakan lebih banyak kepastian pada ekonomi global