Ikatan Alumni Trisakti membantu Pemerintah Indonesia capai herd immunity
Pinusi.com – Ikatan Alumni Trisakti menggelar acara vaksinasi di kampus utama Trisakti, Grogol, Jakarta Barat pada Sabtu (28/08/2021).
Gelaran vaksinasi ini juga merupakan bentuk kerja sama dengan TNI Angkatan Laut dan TUJ Foundation. Dosis yang tersedia untuk vaksinasi ini adalah sebanyak 1.000 dosis vaksin Sinovac dan 1.000 dosis vaksin Astrazeneca.
Acara tersebut di gelar di Gelanggang Mahasiswa Universitas Trisakti. Terdapat meja registrasi, screening, bilik vaksinasi,dan juga observasi di dalamnya.
Dr. Felix selaku kepala nakes yang bertugas sekaligus salah satu alumni Fakultas Kedokteran Trisakti mengatakan bahwa vaksin berjenis Sinovac memang diutamakan untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak berumur 17 tahun ke bawah, dan lansia 60 tahun ke atas.
“Kita utamakan untuk yang 17 tahun ke bawah, ibu menyusui, ibu hamil 13 minggu sampai 33 minggu dan 60 tahun plus”, ujar Dr. felix
Sedangkan vaksin berjenis Astrazaneca untuk umum yaitu 18 tahun sampai 60 tahun. “18 tahun sampai 60 itu kita arahkan ke Astrazaneca”, lanjut Dr. Felix.
Sebelum vaksinasi terlaksana, seluruh panitia dan nakes yang bertugas telah menjalankan swab test pagi harinya. Hal tersebut sesuai dengan permintaan para alumni Trisakti.
“Kita swab dulu, soalnya permintaan dari ikatan alumni Trisakti”, ujar Sasha, salah satu panitia vaksinasi Trisakti.
Masalah dan Syarat Vaksinasi
Kemudian, beberapa sempat mengalami masalah saat melakukan pendaftaran karena jumlah NIK 17 digit yang harusnya hanya 16 digit sehingga tidak dapat masuk ke sistem pendataan.
"Dari sana NIK mereka tuh 17 angka, padahal kan harusnya 16. sedangkan di sistemnya itu kita dilock cuma bisa masuk 16 digit jadi gabisa masuk datanya", ujar Sasha, salah satu panitia vaksinasi bagian observasi.
Selain itu, adapun yang sudah terdaftar di aplikasi vaksin Gotong Royong, sedangkan vaksinasi yang alumni Trisakti gelar membantu masyarakat untuk terdaftar di PeduliLindungi. Akhirnya orang tersebut tidak dapat mengikuti vaksinasi.
Kemudian, masyarakat yang mengikuti vaksinasi melakukan pendaftaran di tempat dengan membawa fotokopi KTP, KK, dan kartu kendali yang sudah terisi.
Permasalahannya adalah ada beberapa orang yang mengira bahwa vaksin yang tersedia hanyalah sinovac. Sehingga saat sampai di tempat beberapa sempat protes karena mendapatkan vaksin jenis Astrazeneca.
“Saya juga kaget tadi saya kira sinovac ternyata sebelum suntik orangnya bilang kalo vaksinnya astrazaneca”, ujar Vinka, salah satu peserta vaksinasi.
Selain itu, vaksinasi ini terbuka untuk umum sehingga masyarakat di dalam dan di luar DKI Jakarta boleh langsung datang untuk melakukan vaksinasi. (ndz)