PINUSI.COM, Afrika - Satgas TNI mendapatkan pujian dari United Nations (UN) karena berhasil memusnahkan dia kontainer penuh Unexploded Ordonances (UXos) atau sisa bahan peledak, Kamis (05/05/2022).
Berawal dari permintaan UN diakhir Maret, Satgas TNI yang dipimpin Letkol Czi Angga Wijaya tersebut mendapat permintaan untuk memusnahkan kumpulan temuan bom yang gagal meledak beserta sejenisnya di gudang milik Forces Armées Centrafricaines (FACA). Komandan Satgas beserta tim Explosive Ordonance Disposal (EOD) segera melaksanakan inspeksi ke lokasi.
Berdasarkan hasil inspeksi di lokasi oleh Komandan Tim EOD, Kapten Czi Septeoni Firdaus, bom dan sejenisnya memiliki kondisi yang beragam, beberapa dalam kondisi utuh namun kebanyakan dalam kondisi yang sudah ditajamkan dan sangat berbahaya dengan berat total bom dan munisi yang harus di-disposal hampir mencapai satu ton.
"Ini merupakan tugas yang sangat berbahaya. Beberapa benda di dalam kontainer sebagian masih dalam keadaan aktif dan sudah ditajamkan seperti bom rakitan, mortir, roket, peluru RPG, dan granat tangan. Salah bertindak maka bisa meledak ditempat", ujar Dantim EOD.
Pihak UN menjelaskan kepada TNI bahwa dua kontainer ini sebagian besar berasal dari penemuan di sekitar Bangui dan hasil proses Disarmament Demobilitation and Reintegration (DDR) di seluruh pedalaman negara Republik Afrika Tengah yang mana itu adalah program dari UN kepada kombatan untuk menyerahkan seluruh persenjataannya dan mendukung mereka agar kembali ke lingkungan kehidupan bermasyarakat yang damai. Selain dari isi kedua kontainer, terdapat pula munisi yang sudah kadaluarsa dan tidak dapat dipergunakkan kembali dari pasukan perdamaian yang bertugas di negara Republik Afrika Tengah.
"Yang paling berbahaya adalah hasil DDR, karena itulah yang benar-benar digunakan untuk perang di sini dan sebagian besar kondisinya tidak utuh" , jelas Bruno Bouchardy dari pihak UN.
Satgas TNI segera merencanakkan kegiatan disposal ini dalam kurun waktu sepanjang bulan April 2022 hingga 5 Mei 2022. Disposal ini dibagi menjadi dua proses yaitu dengan cara dibakar bagi peluru munisi kaliber kecil, dan diledakkan untuk bom dan munisi besar seperti roket, peluru mortar, RPG dan granat. Jika dihitung keseluruhannya, maka TNI harus men-disposal 33.230 butir munisi kaliber kecil, 1.501 butir munisi kaliber besar, 296 buah granat, 44 buah peluru mortar, 51 buah peluru RPG dan booster, 9 butir peluru roket dan booster serta 152 buah fuse mortir dan detonator granat.
Selama proses disposal ini, Satgas TNI selalu berkolaborasi dengan United Nations Mine Action Service (UNMAS) yang ahli dalam menangani berbagai macam bom.
"Kami sangat kagum akan kinerja tim Indonesia. Mereka tidak banyak bicara, bekerja dengan cepat, serius dan memiliki standar prosedur keamanan yang tinggi di pekerjaan mengancam nyawa ini", komentar salah satu personel UNMAS, Mr. Mariusz Zaremba.
Di akhir kegiatan, Satgas TNI mendapat kehormatan dikunjungi Mission Chief of Staff MINUSCA, Ms. Vivian Van de Pierre. Orang nomor tiga di misi perdamaian Republik Afrika Tengah tersebut langsung meninjau hari terakhir proses pemusnahan bom. Beliau juga diberi kesempatan oleh Satgas TNI untuk memimpin hitung mundur peledakkan bom terakhir.