PINUSI.COM, Jakarta - Densus 88 Antiteror Polri mengusut konvoi motor dengan atribut bendera bertuliskan Khilafatul Muslimin di Cawang, Jakarta Timur.
Video konvoi tersebut belakangan viral di media sosial. Para netizen menduga konvoi itu mengampanyekan Khilafah atau pendirian negara Islam, dan mengaitkannya seperti organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Organisasi yang mengusung konsep pendirian negara Islam, tapi organisasi itu sudah dibubarkan oleh pemerintah.
"Kita lagi menyelidiki secara mendalam intensif lah ya, kita kumpulkan berbagai informasi tentang peristiwa ini," kata Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar dalam keterangannya, Selasa (31/5/2022).
Aswin mengatakan pemimpin kelompok Khilafatul Muslimin, yaitu Abdul Qodir Baraja, pernah terlibat dalam peristiwa terorisme. Dia menyayangkan jika ada masyarakat yang belum mengetahui hal tersebut.
Diketahui bahwa organisasi Khilafatul Muslimin sudah berdiri sejak tahun 1997. Mereka memiliki beberapa cabang di Indonesia, seperti Tegal, Sumbawa Barat, hingga Jakarta.
Lebih lanjut Aswin menjelaskan, pihak Kepolisian juga menelusuri jejak pemimpin Khilafatul Muslimin yang diduga dekat dengan jaringan terorisme.
"Orang-orang di dalamnya bukan cuma ketuanya tadi ya ada beberapa orang lain itu juga itu yang belum bisa kita sebutkan nama-nama atau identitasnya adalah para pelaku tindak pidana terorisme di Indonesia, bukan hanya pemimpinnya yang kita sebut ketuanya itu tapi beberapa ya itu sudah pernah kita tangkap," sambung Aswin
Dia mengingatkan masyarakat, kelompok Khilafatul Muslimin sangat dekat dengan terorisme. Dia menyebut Densus 88 masih mendalami kaitan konvoi tersebut dengan terorisme.
"Bagi masyarakat atau siapapun yang bergabung dalam kelompok itu bahwa kelompok itu memiliki sejarah panjang keterkaitan dengan berbagai teror dan radikal ya NII, MMI kemudian pemimpinnya sendiri juga pernah terlibat aksi teror langsung ya di beberapa peristiwa di Indonesia," tutur Aswin.
Meski demikian, Aswin tidak merinci aksi teror apa yang pernah melibatkan Abdul Qodir Baraja dan anggota Khilafatul Muslimin tersebut.
Sementara itu, pimpinan Khilafatul Muslimin DKI Jakarta Muhammad Abudan membantah organisasinya terlibat dalam terorisme. Menurut dia, pandangan tersebut tidak benar.
"Kalau dikaitkan, itu pintarnya orang yang mengaitkan saja dengan terorisme, radikalisme, intoleran, entah apa-apa yang busuk dikaitkan kepada kita," kata Abudan kepada wartawan, Selasa (31/5).
Dia menjelaskan soal aksi konvoi motor yang membawa atribut 'kebangkitan Khilafah'. Menurutnya, itu hanya bagian dari syiar.
"Itu namanya motor syiar. Tujuannya ingin menyampaikan pesan bahwa khilafah itu bukan bentuk negara, bukan ingin merebut kekuasaan," ucapnya.
Menurut dia, khilafah yang disyiarkan organisasinya bukan untuk mendirikan negara Islam, apalagi merebut kekuasaan yang sah. Namun, khilafah yang dimaksud adalah menyatukan umat Islam agar beribadah dan taat kepada Allah.
"Tak ada sekalipun kegiatan kami menentang Pancasila, merebut NKRI, atau menggulingkan kekuasaan, dan tak ada satu pun kegiatan kami yang berbahaya," tuturnya.
Sebelumnya viral di Twitter video konvoi motor di Jakarta, Minggu (29/5) lalu. Mereka membawa atribut poster bertuliskan 'kebangkitan khilafah' dan bendera Khilafatul Muslimin. Tak hanya itu, mereka juga membagikan selembaran kepada warga dan pengguna jalan.