PINUSI.COM, Jakarta - Menjelang tahun-tahun pemilu, Koalisi 3 partai yang tergabung Golkar, PPP dan PAN (KIB) mendatangani nota kesepahaman namun belum mendeklarasikan sehingga tetap membuka peluang bagi partai atau kader yang ingin bergabung, Sabtu (04/06/2022).
Koalisi yang tergabung dengan sebutan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tersebut merupakan koalisi partai yang menyebutkan mengenyampingkan perspektif perihal politik identitas.
Mendekati tahun tahun pemilu, seluruh partai menyiapkan rancangan dan gagasan guna berperang dalam pemilu 2024 nanti.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Suharso Monoarfa dalam sambutannya menyampaikan hari ini dan ke depan calon pemimpin dituntut untuk memiliki gagasan besar sebagai wujud kecerdasan kolektif dan dapat menyelesaikan masalah.
"Memang belum saat membicarakan capres cawapres yang diusulkan koalisi, kemungkinan bisa dari dalam, luar koalisi dan lain lain. KIB tidak alergi terhadap luar koalisi sepanjang yang kita sepakati secara bulat, tetapi kami juga mempunyai yang terbaik. Karena itu kita harus menengok sungai seberang," ujarnya.
Menurutnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tetap membuka pintu untuk partai lain namun tetap merujuk pada Indonesia yang terbaik.
"Leave the door open, kata Bruno Mars," tambah Suharso
Selain itu, Zulkifli Hasan selaku Ketua Umum Partai Amanat Nasional juga ungkapkan melihat salah satu penyebab polarisasi ditengah masyarakat adalah diselenggarakannya pemilu presiden.
Zulkifli berharap pilpres nanti bukan hanya dua calon melainkan tiga orang calon atau bahkan lebih. Menurutnya ini menjadi salah satu hal baru untuk tidak ada terjadi konflik ditengah masyarakat karena politik identitas.
"Dulu 2004 pilpres diikuti lima calon, Indonesia aman tidak ada soal, lalu 2009 tiga calon aman tidak ada soal, 2014 dua calon, 2019 dua calon mulai ada soal. Oleh karena itu kita berharap dari koalisi kita ada tiga calon di pemilu mendatang," ucap Ketum PAN.
Ketum PAN tersebut menambahkan saat ini belum bicara siapa siapa calonnya, semua pihak memiliki hak yang sama.
"Saya anggap pantas pak Airlangga layak jadi capres, pak Suharso ketua umum PPP layak juga jadi capres atau cawapres. Apakah dari luar, bisa juga, apakah koalisi ini untuk pak Ganjar bisa juga, atau koalisi untuk pak Anies bisa juga. Karena kami memang belum membicarakan soal capres dan cawapres," tambahnya.
Sisi lain Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartanto menuturkan sejak 12 Mei lalu, Koalisi Indonesia Bersatu merupakan bentuk penyudahan politik identitas yang menimbulkan polarisasi yang tajam yang dapat merusak tenun Indonesia.
"Membangun politik persatuan harus dibuat dari sekarang, agar dapat melangkah kedepan searah. Koalisi ini sangat terbuka dengan bergabungnya partai politik lain untuk bersama sama dalam perahu ini. Kita sadar tidak bisa dilakukan oleh satu golongan atau sendiri sendiri," jelas Airlangga.
Menurutnya Koalisi Partai Bersatu menyusun outline dengan pembagian beberapa bab yakni bab pendahuluan, bab pembahasan dan bab kesimpulan.
"Masalah capres dan cawapres itu dalam bab menjelang kesimpulan. Bapak Presiden bilang ojo kesusu, orang Sunda bilang ulah gagancangan," tegasnya.