PINUSI.COM - Menteri BUMN Erick Thohir mendorong pendanaan murah bagi para pelaku usaha mikro. Hal itu dilakukan dengan mengusulkan pemberian bunga kredit 0% bagi para pelaku usaha mikro kepada Perry Warjiyo yang merupakan Gubernur Bank Indonesia.
Erick Thohir telah mengutus dua wakil menteri BUMN yaitu, Pahala Nugraha dan Kartika Wirjoatmodjo atau yang dikenal dengan Tiko untuk membahas hal tersebut. Kedua wakil menteri BUMN itu masing-masing akan membahas soal pendanaan BUMN di sektor pangan dan perluasan pendanaan bagi program mekaar.
Menteri BUMN itu berharap pembahasan mengenai usulan bunga kredit tersebut bisa tuntas dalam satu bulan. Apalagi usulannya itu telah mendapat dukungan dari Presiden Jokowi dalam rapat terbatas beberapa waktu yang lalu.
BACA LAINNYA : Bahas (CBAM), Sri Mulyani: Indonesia Berpeluang dalam Proses Transisi Energi
Sektor usaha mikro yang masuk dalam UMKM diketahui memiliki peran yang besar untuk menopang perekonomian nasional. Erick Thohir turut menyampaikan bahwa sektor UMKM tersebut memiliki kontribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia hingga mencapai 62,55 persen serta menyumbang serapan tenaga kerja hingga 97,22 persen.
Meski begitu, pembiayaan untuk lembaga pembiayaan dan perbankan bagi UMKM saat ini baru 21 persen yang dimana angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Erick Thohir juga menyebut bahwa BUMN dan Himbara atau BUMN perbankan diminta untuk menjadi garda terdepan yang berpihak pada pelaku usaha mikro.
KUR yang disalurkan oleh Himbara saat ini telah mencapai Rp 345 triliun kepada 7,2 juta pelaku usaha yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada saat pandemi melanda, program Mekaar alami kenaikan dalam jumlah nasabahnya. Diketahui sebelumnya, jumlah nasabah Mekaar sebelum pandemi hanya mencapai 5,6 juta serta bertambah menjadi 12,7 juta jika dilihat berdasarkan dari data per November 2022.
Sedangkan Makmur telah memberdayakan sekitar 43.000 petani yang ada seluruh Indonesia. Hal itu berhasil terbukti dengan meningkatnya produktivitas menjadi 36 persen dan pendapatan menjadi 46 persen.
Hal itu juga telaah menjadi komitmen untuk mendorong para pelaku usaha mikro bisa naik kelas. Serta penguatan pada sektor ini memiliki dampak yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia secara umumnya.
Editor : Costa Rando Masihin