PINUSI.COM, Tangerang Selatan - Walikota Kota Tangerang Selatan bersama Dinas Kesehatan akan targetkan sejumlah program guna penurunan angka stunting pada masyarakat Kota Tangerang Selatan, Kamis (16/06/2022).
Angka stunting di kota Tangsel pada tahun 2019 mencapai 15,35 persen kemudian naik menjadi 19,49 persen. Melihat fenomena grafik yang meningkat, Walikota Benyamin Davnie akan menggerakan program secara masif guna menekan eskalasi stunting.
Benyamin Davnie menyebutkan program penurunan stunting ini perlu digalakkan, pasalnya masih banyak PR atau pekerjaan yang perlu dilakukan selain pembangunan
“Keberhasilan pembangunan tidak hanya cukup dicapai melalui pembangunan fisik semata. Namun peran institusi sosial seperti keluarga sangatlah penting,” ujarnya.
Benyamin juga mengatakan ini saat ini pemerintah sedang menghadapi prevalensi stunting. Berdasarkan hasil riset dasar tahun 2018, penurunan prevalensi stunting balita di tingkat nasional dari 37,2 persen tahun 2013 menjadi 30,8 persen pada 2018. Dan diharapkan sesuai dengan perpres nomor 72 tahun 2021, penurunan stunting tahun 2024 dapat menjadi 14 persen.
“Di Kota Tangsel sendiri prevalensi stunting mengalami kenaikan 15,39 persen pada tahun 2019 menjadi 19,4 persen pada tahun 2021 dan ditargetkan penurunan stunting sampai dengan tahun 2024 menjadi sebesar 5,9 persen,” terangnya.
Dari kenaikan prevalensi stunting, Benyamin menghimbau dinas kesehatan membentun tim kesehatan di tiap kecamatan atau juga kelurahan, guna mempercepat penanganan stunting.
“Mudah mudahan ini dapat membantu kita untuk terus menurunkan angka stunting di Kota Tangsel,” ujar Benyamjn.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendarlin Mahdiar menegaskan akanterus menggencarkan pengadaan pos gizi untuk menekan angka stunting yang saat ini makin meningkat.
“Kita bantu dengan mengadakan pos gizi di Tangsel,” ujarnya.
Allin menuturkan tiap pos gizi berisikan anak anak mengalami gizi buruk, dan orang tua yang anaknya terdampak gizi buruk akan diberikan edukasi dalam memilih makanan guna kesehatan anak.
“Sekarang ada 39 (pos gizi) di Tangsel, bentuknya tidak mesti di posyandu, tetapi juga rumah yang bisa ditempati,” tutupnya.