PINUSI.COM, Jakarta - Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meminta media memperhatikan peran penting pers sebagai penopang demokrasi. Hal itu lantaran peran lembaga lain belakangan kurang berjalan secara optimal.
“Fungsi media sebagai lembaga penyeimbang (checks and balance) harus makin
diperkuat. Pers tidak hanya penyeimbang dan mitra kritis bagi pemerintah tetapi juga bagi
parpol yang sudah masuk dalam koalisi besar,” ujar Azra dalam kunjungan ke kantor
Redaksi Kompas, Selasa (21/6/2022) di Jakarta.
Azra menjelaskan bahwa jika peran sebagai penyeimbang berjalan baik, tentu akan menjadi indikasi kemajuan sebuah negara. Ia berharap media bisa merapatkan langkah dan membangun kohensi sosial.
Kemudian, dia juga meminta media untuk memperhatikan penggunaan istilah yang dapat memecah belah bangsa dalam pemberitaan, Ia mencontohkan, penggunaan istilah cebong dan kadrun yang dapat memecah belah bangsa. Penggunaan istilah keduanya, sudah tak relevan lagi, itu sisa kampanye Pilpres 2019 lalu.
“Hilangkan penggunaan istilah yang bisa memecah belah bangsa, termasuk sebutan kadrun dan cebong. Pers juga harus mengkritisi kurangnya keadaban dan kedisiplinan masyarakat,” kata Azra.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Kompas Sutta Dharmasaputra mengatakan ada persoalan teknologi dan bisnis besar yang tidak bisa dibebankan kepada media.
Menurut dia, kelas menengah di Indonesia justru lebih banyak mengonsumsi informasi sederhana meski persoalan yang ada jauh lebih kompleks.