Anaknya Idap Kelainan Otak, Seorang Ibu Gelar Aksi di CFD Minta Pemerintah Legalisasi Ganja Medis

Oleh adminnewsSunday, 26th June 2022 | 20:13 WIB
Anaknya Idap Kelainan Otak, Seorang Ibu Gelar Aksi di CFD Minta Pemerintah Legalisasi Ganja Medis

PINUSI.COM, Jakarta - Seorang Ibu bernama Santi, asal Sleman Yogyakarta, beserta anaknya Pika, yang mengidap penyakit Cerebral Palsy atau kelainan otak, melakukan aksi protes di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, saat Car Free Day (CFD), Minggu (26/6/2022) pagi.

Santi memegang papan putih bertuliskan Tolong Anakku Butuh Ganja Medis, tak hanya itu ia juga membawa surat yang ditujukan kepada hakim Mahkamah Konstitusi (MK) agar segera memberikan putusan atas permohonan uji materil yang sudah dia ajukan ke MK.

Melansir CNNIndonesia, pada tahun 2020 lalu, Santi dan dua ibu lainnya meminta MK membatalkan ketentuan dalam UU Narkotika yang dinilai melarang penggunaan ganja untuk keperluan pengobatan anak mereka yang mengalami kelainan otak.

Santi dkk meminta agar MK mengizinkan penggunaan ganja dan narkotika golongan I lainnya untuk kebutuhan kesehatan atau terapi. Namun, hingga saat ini permohonan itu belum juga dikabulkan MK.

Musa, salah satu anak yang mengidap cerebral palsy pun meninggal di tengah proses persidangan pada 26 Desember 2020. Ia sama seperti Pika, mengidap kelainan otak, Musa pernah terapi ganja untuk mengobati penyakitnya di Australia, dan hasilnya cukup baik. Rasa sakit yang diidapnya mulai berkurang, bahkan kejang-kejang yang selama ini menjadi momok pengidap cerebral palsy berangsur-angsur reda.

Namun, kenyataan pahit harus diterima Musa, ia tak bisa lagi menggunakan ganja untuk mengobati penyakitnya. Sebab, aturan di Indonesia melarang hal itu. Ibu Musa, Dwi Pertiwi bersama Santi dan Ibu lainnya mengajukan permohonan ke MK agar diperbolehkan menggunakan ganja untuk pengobatan anak mereka.

"Pika, anak semata wayang mereka (Santi) adalah salah satu teman seperjuangan almarhum Musa dalam melegalkan ganja medis. Pika mengalami kejang paling tidak 2 kali dalam seminggu," ujar Dwi Pertiwi dikutip dari Instagramnya, @budhesomplak.

Menurut Dwi, kejang adalah momok yang menakutkan bagi semua orang tua anak yang menderita lumpuh otak. "Pengalamanku membuktikan hanya ganja yang mampu menghentikan kejang tanpa efek samping," ungkapnya.

"Santi berjuang supaya tidak ada lagi Musa-Musa lainnya yang harus meregang nyawa hanya karena kami masih menunggu kepastian dari yang mulia MK. Hasil sidangnya untuk merubah UU Narkotika agar ganja bisa dimanfaatkan secara medis itulah yang bisa membuat Pika-Pika ini tidak menjadi Musa kedua, ketiga, dan seterusnya," sambung Dwi.

Santi juga berharap agar Pika dan anak-anak lainnya tidak bernasib sama seperti Musa. Berikut ini surat yang Santi tulis untuk hakim konstitusi.

"Hakim MK yang mulia

Tolong angkat kekuatiran saya. Setiap hari terbayang akan satu-persatu teman anak saya yang tiada. Setiap anak saya tidur, selalu saya lihat dadanya. Masih naik-turunkah? Masih bernapaskah? Belum lagi ketika kejang-kejang muncul...

Pikiran saya berhenti bekerja, akal saya entah kemana. Dan saya harus berusaha sekuat tenaga menjaga kewarasan saya. Air mata sudah tercurah... doa sudah dipanjatkan.

Kini ikhtiar lain, juga saya usahakan. Jangan gantung saya... 2 tahun berlalu dan permohonan saya untuk ganja media anak saya belum ada kepastian. Beri saya kepastian. Beri kami kepastian...

Saya dan PikaA

26 Juni 2022."

Terkini

Kementerian PKP Dan Goto Tengah Persiapkan 2 Ribu Rumah Subsidi Untuk Pengemudi Ojek Online
Kementerian PKP Dan Goto Tengah Persiapkan 2 Ribu Rumah Subsidi Untuk Pengemudi Ojek Online
PinNews | Tuesday, 8th April 2025 | 23:04 WIB
Presiden Prabowo Ingin Berdialog Tertutup dengan Tokoh Pengusung Narasi "Indonesia Gelap"
Presiden Prabowo Ingin Berdialog Tertutup dengan Tokoh Pengusung Narasi "Indonesia Gelap"
PinNews | Tuesday, 8th April 2025 | 10:13 WIB
Timnas Indonesia U-17 Tembus Piala Dunia 2025, Skuad Garuda Senior Tunjukkan Dukungan Penuh
Timnas Indonesia U-17 Tembus Piala Dunia 2025, Skuad Garuda Senior Tunjukkan Dukungan Penuh
PinSport | Tuesday, 8th April 2025 | 09:58 WIB
Garuda Muda Cetak Sejarah: Timnas Indonesia U-17 Lolos ke Piala Dunia U-17 2025 Usai Bungkam Yaman
Garuda Muda Cetak Sejarah: Timnas Indonesia U-17 Lolos ke Piala Dunia U-17 2025 Usai Bungkam Yaman
PinSport | Tuesday, 8th April 2025 | 09:03 WIB
Prabowo Tegaskan: TNI Aktif Dilarang Masuk BUMN, Hanya Pensiunan yang Diperbolehkan
Prabowo Tegaskan: TNI Aktif Dilarang Masuk BUMN, Hanya Pensiunan yang Diperbolehkan
PinNews | Monday, 7th April 2025 | 10:41 WIB
Kisruh PHK Massal PT Yihong Novatex Indonesia: Kronologi Lengkap, Nasib 1.126 Karyawan Masih Menggantung
Kisruh PHK Massal PT Yihong Novatex Indonesia: Kronologi Lengkap, Nasib 1.126 Karyawan Masih Menggantung
PinNews | Monday, 7th April 2025 | 09:23 WIB
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Yaman di Piala Asia U-17 2025: Laga Krusial Menuju Piala Dunia
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Yaman di Piala Asia U-17 2025: Laga Krusial Menuju Piala Dunia
PinSport | Monday, 7th April 2025 | 08:08 WIB
Contraflow di Tol Jagorawi Dihentikan, Jasa Marga Dukung Diskresi Polisi dan Imbau Pengguna Antisipasi Kepadatan
Contraflow di Tol Jagorawi Dihentikan, Jasa Marga Dukung Diskresi Polisi dan Imbau Pengguna Antisipasi Kepadatan
PinNews | Saturday, 5th April 2025 | 15:07 WIB
Nova Arianto Bersyukur Usai Kemenangan Timnas U-17 Atas Korea Selatan di Piala Asia 2025
Nova Arianto Bersyukur Usai Kemenangan Timnas U-17 Atas Korea Selatan di Piala Asia 2025
PinSport | Saturday, 5th April 2025 | 14:49 WIB
Ini Alasan Ruben Onsu Mualaf,  Ternyata Bertemu Sosok Ini...
Ini Alasan Ruben Onsu Mualaf, Ternyata Bertemu Sosok Ini...
PinTertainment | Saturday, 5th April 2025 | 13:43 WIB
© 2025 Pinusi.com - All Rights Reserved
Setia mengabarkan berita dan fakta