PINUSI.COM - Khairul Fahmi, pengamat militer dari Institute For Security & Strategic Studies (ISSES) mengatakan, status siaga tempur di Papua yang ditetapkan oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, bermakna semua pasukan sudah siap menembak.
Menurutnya, siaga tempur merupakan upaya TNI memperkuat kesiapsiagaan prajurit di Papua menghadapi kelompok separatis teroris (KST). Sehingga, pasukan tak perlu ragu lagi menembakkan senjatanya.
"Siaga tempur itu istilahnya kondisi pasukan siap untuk bertempur. Artinya, semua persenjataan yang digunakan siap tembak, jika sewaktu-waktu ancaman hadir."
BACA LAINNYA: Kerap Diserang KKB, Komisi I DPR Minta TNI-Polri Prioritaskan Pengamanan Bandara di Papua
"Pasukan tidak perlu lagi ragu-ragu melepas tembakan jika terjadi penghadangan atau serangan," kata Khairul Fahmi, mengutip dari beberbagai sumber, Kamis (20/4/2023).
Ia mengatakan, perintah siaga tempur juga ada tingkatan dan peruntukannya. Pergerakan pasukan diatur sedemikian rupa dalam menghadapi musuh.
Menurut Fahmi, siaga tempur yang disampaikan Panglima TNI tidak bertentangan dengan sikap politik pemerintah terhadap Papua.
BACA LAINNYA: Beberapa Prajurit TNI Hilang dan 1 Gugur Usai Baku Tembak dengan KKB di Papua
Dia menjelaskan, pendekatan lunak di Papua bukan berarti meninggalkan langkah penindakan hukum, apalagi jika berkenaan dengan kedaulatan negara.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono telah meningkatkan operasi di Papua menjadi operasi siaga tempur darat, untuk melawan KST, Selasa (18/4/2023).
Yudo mengatakan, operasi ditingkatkan usai KST menyerang personel TNI pada 15 April 2023. Ia menuturkan, peningkatan status operasi ini bertujuan agar naluri tempur prajurit TNI terbangun.
"Tentunya dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu, kita ubah jadi operasi siaga tempur."
"Di TNI, di Natuna sana ada operasi siaga tempur laut. Nah, kalau di sini ada operasi siaga tempur darat, artinya ditingkatkan," terang Yudo di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, Selasa (18/4/2023). (*)
Editor: Yaspen Martinus