PINUSI.COM - Kementerian Keuangan berkomitmen memberikan dukungan dan perhatian besar, dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia.
Pengembangan dan perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan, merupakan bagian dari keseluruhan ekosistem kesehatan, yang membutuhkan sangat banyak program baru dan ambisius.
Oleh sebab itu, Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan melakukan inisiasi untuk memberikan beasiswa fellowship, baik ke dalam maupun ke luar negeri, kepada para dokter spesialis.
BACA LAINNYA: Sri Mulyani Berbagi Pengalaman Kelola Krisis dengan Menteri Keuangan Fiji
“Saya melalui LPDP maupun melalui anggaran kementerian, termasuk Kementerian Kesehatan, dan anggaran transfer pemerintah ke pemerintah daerah, itu sangat mendukung langkah-langkah untuk membangun ekosistem kesehatan yang baik."
"Karena masalah kesehatan begitu sangat rumit, menantang, dan berubah sangat cepat,” tutur Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, dikutip dari laman Kemenkeu, Senin (8/5/2023).
Sri Mulyani mengimbau para peserta beasiswa fellowship belajar banyak untuk memperbaiki permasalahan kesehatan di Indonesia yang terus berkembang, seperti menjadikan pandemi Covid-19 pelajaran untuk mengantisispasi tantangan kesehatan serupa di masa mendatang.
BACA LAINNYA: Ini Dua Tantangan Majukan Perekonomian Digital di Indonesia
“Pada saat masalah itu muncul lagi atau ada tanda-tanda muncul, saya berharap Indonesia belajar dari sana, dan tidak menjadi sebagai bangsa yang selalu jatuh di lubang yang sama,” harap Sri Mulyani.
Menkeu menambahkan, dukungan Kementerian Keuangan di bidang kesehatan juga tidak terlepas dari peran pajak yang dibayarkan oleh masyarakat, baik untuk perbaikan rumah sakit, pengadaan alat-alat kesehatan, peningkatan kulaitas SDM, dan kesejahteraan para tenaga kesehatan.
Menkeu berharap peningkatan kualitas SDM di bidang kesehatan dapat terus berlangsung, serta kerja sama antar-seluruh ekosistemnya dapat terus diperkuat, untuk menyelesaikan berbagai tantangan di bidang kesehatan hari ini dan ke depan. (*)
Editor: Yaspen Martinus