PINUSI.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan Pengantar dan Keterangan Pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Rancangan APBN Tahun Anggaran 2024 dalam Rapat Paripurna DPR pada hari ini (19/05/2023).
Dilansir dari Kemenkeu.go.id, adapun indikator ekonomi makro yang akan digunakan sebagai asumsi dasar penyusunan RAPBN 2024 yaitu sebagai berikut :
- Pertumbuhan ekonomi 5,3% - 5,7%
- Inflasi 1,5% - 3,5%
- Nilai tukar rupiah Rp 14.700 - Rp 15.300 per USD
- Tingkat suku bunga SBN 10 tahun 6,49% - 6,91%
- Harga minyak mentah Indonesia USD75 - USD85 per barel
- Lifting minyak bumi 597 ribu - 652 ribu barel per hari
- Lifting gas 999 ribu - 1,054 juta barel setara minyak per hari
BACA LAINNYA : Hadapi Banyak Tantangan, Ini Keunggulan Indonesia Dibanding Negara Lain
Sri Mulyani juga menyampaikan dalam sisi APBN jika dilihat dari kinerja pertumbuhan ekonomi saat ini, pendapatan negara diperkirakan mencapai antara 11,81% hingga 12,38% dari PDB. Sedangkan untuk belanja negara mencapai kisaran antaran 13,97% hingga 15,01% dari PDB. Serta keseimbangan primer yang diupayakan akan bergerak menuju positif pada kisaran defisit 0,43% hingga surplus 0,003% dari PDB.
Di sisi lain, demi mendukung kebijakan APBN 2024 tetap ekspansif, terarah, dan terukur untuk mendukung transformasi ekonomi, defisit direncanakan berkisar antara 2,16% hingga 2,64% dari PDB. Selain itu, upaya untuk mendorong pembiayaan yang lebih waspada, kreatif, inovatif, dan berkepanjangan dilakukan dengan melakukan pengendalian terhadap rasio utang dalam batas yang tetap pruden pada kisaran 38,07% hingga 38,97% dari PDB.
Editor : Costa Rando Masihin