PINUSI.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi dunia bakal mengalami resesi secara bersamaan pada tahun ini.
Resesi tersebut dipicu oleh tingginya inflasi akibat harga pangan dan energi yang naik di beberapa negara, khususnya Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Inflasi yang tinggi membuat bank sentral di negara-negara maju meningkatkan suku bunga dan memperketat likuiditas.
BACA LAINNYA: Kementerian Keuangan Blokir Ratusan Perusahaan Pakai Sistem ABS
Hal itu diungkapkan oleh Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA Agustus, Senin (12/6/2023).
Kebijakan meningkatkan suku bunga tersebut akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Bahkan, negara berkembang juga akan terkena dampaknya.
CNBC Indonesia melansir, suku bunga acuan di Inggris saat ini tercatat sebesar 2,25%, atau naik 200 basis points (bps). Sedangkan uku bunga acuan di AS sudah mencapai 3,25% setelah naik 300 bps.
Namun, diperkirakan AS akan kembali meningkatkan suku bunga hingga 75 bps, dan Eropa hingga 125 bps.
Sri Mulyani menilai kenaikan tersebut terbilang ekstrem, lantaran selama ini policy rate Eropa sangat rendah.
Pada kuartal II 2022 lalu, dirinya mengamati pertumbuhan ekonomi Cina, AS, Jerman, serta Inggris telah mengalami koreksi. Kondisi tersebut ada kemungkinan akan berlanjut pada kuartal III hingga akhir tahun.
Maka dari itu, prediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan sudah mulai terlihat, begitu juga dengan resesi. (*)
Editor: Yaspen Martinus