PINUSI.COM - Serangan besar-besaran yang dilakukan oleh Hamas sejak Sabtu (7/10/2023) pagi, memicu kemarahan Israel.
Israel lantas melancarkan aksi balasan melalui 'Operasi Pedang Besi' dan menyerang permukiman Palestina di Gaza.
Dikutip dari AP News, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut akan menghentikan pasokan listrik, bahan bakar, dan barang ke Gaza.
Sebagian besar wilayah Gaza sudah gelap gulita menjelang Sabtu malam, setelah pasokan listrik dari Israel diputus pada hari sebelumnya.
Netanyahu mengatakan, fase pertama operasi balasan telah berakhir.
Kendati demikian, ia bersumpah Israel akan melanjutkan serangan tanpa syarat dan tanpa jeda.
Netanyahu juga mengingatkan orang-orang yang tinggal di Gaza untuk meninggalkan wilayah tersebut. Ia berjanji akan mengubah sebagian wilayah tersebut menjadi puing-puing sebagai balasan atas serangan Hamas.
Sekitar 350 warga Israel terbunuh dalam serangan paling mematikan selama beberapa dekade terakhir di negara itu.
Kementerian Kesehatan Israel mengatakan, sedikitnya 1.590 orang terluka. Sementara, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan sedikitnya 232 orang tewas dan 1.700 lainnya luka-luka akibat serangan udara balasan Israel di Gaza.
Pada Minggu (8/10/2023), situasi semakin memanas setelah kelompok Hizbullah menembakkan roket dan artileri ke wilayah Israel utara, dikutip dari Guardian.
Serangan Hizbullah ini disebut sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Pasukan Israel membalas dengan serangan artileri ke Lebanon dan serangan pesawat tak berawak terhadap pos Hizbullah di dekat perbatasan. Namun, tak ada laporan korban jiwa.
Dalam sebuah pernyataannya, Hizbullah mengatakan serangan roket dan artileri mereka menargetkan tiga pos, termasuk situs radar di Peternakan Shebaa. Wilayah ini merupakan sebidang tanah yang diduduki Israel sejak 1967 dan diklaim oleh Lebanon. (*)