Israel menyatakan sedang terlibat dalam pertempuran dan bersumpah untuk membalas setelah Hamas melancarkan serangan belum pernah terjadi sebelumnya di perbatasan Gaza yang dijaga ketat, meliputi ribuan roket dan serangan tiba-tiba melalui darat, laut, dan udara.
Narendra Modi selaku Perdana Menteri India mengungkapkan rasa terima kasihnya atas panggilan telepon dari Perdana Menteri Israel yaitu Benjamin Netanyahu dan memberikan informasi terbaru mengenai situasi saat ini melalui unggahan di X/Twitter.
"Rakyat India berdiri bersama Israel dalam saat-saat sulit ini. India dengan tegas mengutuk terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya" tulisnya.
Saat keprihatinan terkait keselamatan warga India yang terdampar di Israel semakin luas di wawancara media, Menteri Muda Urusan Luar Negeri India yaitu Meenakshi Lekhi mengatakan bahwa ada "upaya besar" sedang dilakukan untuk mengevakuasi mereka dari negara tersebut. Menurut kedutaan besar India di Israel, sebagian besar warga India yang tinggal di Israel adalah pelajar, sementara beberapa lainnya bekerja sebagai pengasuh, profesional TI, dan pedagang.
Dilansir dari media The Wire, Pemerintah India menyatakan komitmennya untuk membawa pulang sekitar 200 turis yang terperangkap di Betlehem, Palestina melalui Mesir. Kedutaan Besar India akan memfasilitasi kepulangan mereka ke India melalui perjalanan darat melalui perbatasan Mesir.
Setelah dua hari setelah serangan teroris dari Hamas yang menghebohkan dunia, Israel berupaya meningkatkan serangan udara di Gaza dan menghentikan pasokan makanan, bahan bakar, dan barang lainnya ke wilayah tersebut. Langkah ini telah menimbulkan keprihatinan di PBB dan organisasi bantuan yang beroperasi di wilayah yang dihuni oleh 2,3 juta orang.
Hamas berjanji untuk membunuh warga Israel yang mereka sandera jika militer negara tersebut terus mengebom target sipil di Gaza tanpa peringatan.
Dengan adanya kekerasan yang dapat menimbulkan banyak korban ini menyebabkan deklarasi dukungan internasional bagi Israel setelah serangan besar-besaran yang dilakukan oleh Hamas, serta seruan untuk mengakhiri pertempuran dan melindungi warga sipil. (*)