PISNUSI.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan ada 13 kasus cacar monyet alias monkeypox di Ibu Kota, sejak penyakit itu ditemukan pada Agustus 2022.
Dari 13 kasus tersebut, 12 di antaranya merupakan kasus positif aktif, artinya belum sembuh.
Ngabila Salama, Kepala Bidang Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengatakan, angka tersebut berdasarkan data hingga Rabu (25/25/2010) pukul 09:00 WIB.
"Kasus positif total 13 orang. Satu kasus Agustus 2022 sudah sembuh. Kasus positif aktif total 12 orang, positivity rate PCR 52 persen," jelas Ngabila.
Ngabila mengatakan, 12 pasien positif cacar monyet aktif masih diisolasi di rumah sakit.
Ia mengatakan, salah satu pasien yang terdiagnosis positif cacar monyet pada 23 Oktober 2023, tertular melalui hubungan seksual.
"Salah satu yang positif hasil dari kontak erat seksual kasus positif," ungkapnya.
Ngabila menjelaskan, hingga kini ada 9 orang yang diduga mengalami gejala cacar monyet. Satu kasus ditemukan pada 23 Oktober, 6 kasus ditemukan pada 24 Oktober, dan 2 kasus ditemukan pada 25 Oktober.
Ngabila mengatakan, 79 orang berisiko tinggi telah menerima vaksinasi cacar monyet.
"Total penerima vaksinasi 79 orang," terangnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengimbau masyarakat memakai masker, untuk mencegah penyebaran cacar monyet di Ibu Kota.
Menurutnya, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat memutus mata rantai penyakit cacar monyet.
"Salah satu cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan penyakit tersebut adalah rajin memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit," beber Ani.
Ani menambahkan, masyarakat juga perlu menjaga kesehatan reproduksi dan setia pada pasangannya.
Menurut dia, Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga sedang melakukan tracing kontak erat pasien tersebut untuk memutus rantai penularan.
"Kami mengimbau kepada masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien monkeypox agar kooperatif saat dihubungi tenaga kesehatan, dan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk," imbaunya.
Ani mengungkapkan, gejala khas penyakit cacar monyet adalah demam, nyeri tulang dan otot, kulit melepuh atau borok, serta benjolan atau pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak, leher, atau selangkangan.
"Untuk itu, hindari kontak kulit langsung dengan pasien monkeypox yang memiliki luka kulit atau lenting isi air di kulitnya," tegas Ani.
Jika masyarakat mengalami gejala tersebut, diimbau segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.
Sementara, masyarakat yang memiliki kontak dekat dengan kasus positif harus segera melapor untuk memudahkan deteksi dini dan pengobatan.
Ani mengatakan, pasien cacar monyet harus menjalani isolasi yang memadai hingga sembuh total. (*)