PINUSI.COM - Direktur Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berbasis di New York, Craig Mokhiber mundur dari jabatannya.
Mokhiber menilai, PBB gagal mencegah genosida di Palestina sehingga hal itulah yang membuatnya memilih untuk mengundurkan diri.
Mokhiber mengirimkan surat pengunduran diri pada 28 Oktober lalu kepada Komisaris Tinggi PBB di Jenewa, Volker Turk. Surat itu kemudian dibagikan ke publik pada 31 Oktober dan saat ini tersebar di media sosial.
"Sekali lagi, kita sedang melihat genosida terjadi di depan mata kita, dan organisasi yang kita layani tampaknya tidak berdaya untuk menghentikannya," kata Mokhiber dalam surat pengunduran dirinya dilansir dari The Guardian, Rabu (2/11/2023).
Menurutnya, bukan kali pertama PBB gagal mencegah genosida. Sebelumnya, kata Mokhiber, PBB juga gagal mencegah genosida terhadap Tutsi di Rwanda, Muslim di Bosnia, Yazidi di Irak, dan Rohingya di Myanmar.
Dia mengatakan, sebagai pengacara hak asasi manusia dengan pengalaman lebih dari tiga dekade. Dirinya mengetahui betul bahwa konsep genosida kerapkali menjadi sasaran penyalahgunaan politik.
"Pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Palestina saat ini yang berakar pada ideologi pemukiman kolonial etno-nasionalis, merupakan kelanjutan dari penganiayaan dan pembersihan sistematis yang telah berlangsung selama beberapa dekade, sepenuhnya didasarkan pada status mereka sebagai orang Arab,
"Namun, pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Palestina saat ini, yang berakar pada ideologi kolonial pemukim etno-nasionalis, merupakan kelanjutan dari penganiayaan dan pembersihan sistematis yang telah berlangsung selama beberapa dekade, yang sepenuhnya didasarkan pada status mereka sebagai orang Arab," ujar dia.
"Tidak ada keraguan. Ini adalah contoh kasus genosida," tambah Mokhiber.
Tak hanya itu, dia juga menuding Amerika Serikat (AS), Inggris, dan sebagian besar negara Eropa tidak hanya menolak untuk memenuhi kewajiban perjanjian mereka berdasarkan Konvensi Jenewa. Tetapi juga aktif mempersenjatai serangan Israel dan memberikan perlindungan politik serta diplomatik terhadap konflik tersebut.
"Dalam beberapa dekade terakhir, bagian-bagian penting PBB telah menyerah kepada kekuasaan Amerika Serikat, untuk takut terhadap Lobi Israel, untuk mengabaikan prinsip-prinsip hukum internasional," jelasnya.
"Kekuatan-kekuatan Barat akan terus melawan kita di setiap langkah, jadi kita harus teguh. Dalam jangka pendek, kita harus mengupayakan gencatan senjata segera dan mengakhiri pengepungan yang sudah berlangsung lama di Gaza, mencegah pembersihan etnis di Gaza, Yarusalem, dan Tepi Barat," tambahnya.
Sejak 1992, Mokhiber telah bekerja untuk PBB dan memegang sejumlah peran penting. Dia memimpin tugas komisaris tinggi dalam merancang pendekatan pembangunan berbasis hak asasi manusia.
Selain itu, Mokhiber juga bertindak sebagai penasihat senior hak asasi manusia di Palestina, Afghanistan, dan Sudan. Serta sebagai pengacara yang berspesialisasi dalam hukum dan hak asasi manusia internasional. Dan di tahun 1990-an dia pernah tinggal di Gaza sebagai penasihat HAM PBB.