PINUSI.COM - Tai Ping Indonesia bersama Komunitas Bambu menggelar 'Unearthing Rumphius,' 2-11 November 2023.
Kegiatan ini digelar untuk mengembalikan sejarah, kekayaan botani, etnografi, maritim, bebatuan, hingga tsunami Ambon tahun 1674 yang ditulis naturalis asal Jerman, Georgius Everhardus Rumphius (1627-1702).
Marketing Leader Tai Ping Indonesia Titik Kartitiani mengatakan, pada acara yang bertajuk 'Pekan Rumpius: Pahlawan Pahlawan yang Dilupakan' ini, pihaknya hendak menyajikan ulang narasi sejarah dalam beragam bentuk.
"Kami mencoba membawakan kembali narasi tentang sejarah itu dalam bentuk desain, fesyen, lukisan," kata Titik saat ditemui di Jakarta Pusat, MInggu (5/11/2023).
Menurut Titik, hal tersebut secara tidak langsung juga terinspirasi dari ilmu alam yang digaungkan Rumpius.
"Ide dari cara ini adalah mengeluarkan botani dan sejarah para naturalis agar tidak hanya diketahui peneliti, khususnya bidang sejarah dan biologi. Namun, lebih luas lagi," jelas Titik.
Narasi botani, kata Titi, kerap menginspirasi para desainer baik desainer interior maupun busana. Melalui hutan ke pameran.
Dengan begitu, kehadiran Rumpius di dunia modern lewat sejumlah karyanya diharapkan dapat menginspirasi anak-anak muda, dengan latar belakang non botani untuk juga menggeluti bidang tersebut.
"Rumphius ini kan latar belakangnya seorang serdadu, tapi karena ketertarikannya pada dunia botani, maritim dan bidang alam lainnya, membuatnya menulis hingga berjilid-jilid buku," papar Titi.
Pendiri Komunitas Rumphius Anis de Fretes menyebut, sosok Rumphius adalah seorang 'uomo universalis' (manusia universal).
"Ia (Rumphius) seorang naturalis, generalis, geolog, ahli botani dan zoologi, sosiologi atau antropologi dan ahli bahasa," ungkap Anis. (*)