PINUSI.COM - Indonesia, dengan keanekaragaman hayatinya yang luar biasa, menyimpan berbagai keajaiban satwa endemik yang jarang terlihat.
Salah satu contoh yang menarik adalah badak, makhluk yang sulit ditemukan bahkan di kebun binatang.
Badak Sumatera dan badak Jawa, dua di antara lima spesies badak di dunia, menjadi salah satu daya tarik utama.
Badak Sumatera
Badak Sumatera (Foto: Yayasan Badak Indonesia)
Badak Sumatera memiliki ciri khas bercula dua, sedangkan badak Jawa hanya memiliki satu.
Meskipun terlihat mirip, keduanya memiliki perbedaan ukuran yang signifikan.
Badak Sumatera, yang tingginya mencapai 145 cm, merupakan salah satu badak terkecil di dunia, sementara badak Jawa dapat mencapai tinggi 170 cm dengan berat mencapai 2,3 ton.
Sayangnya, kedua spesies badak ini kini menghadapi ancaman kepunahan akibat perburuan ilegal dan perusakan habitat.
Dengan populasi yang terus menurun, konservasi menjadi suatu keharusan untuk menyelamatkan hewan-hewan ini dari kepunahan.
Tarsius Kerdil
Tarsius Kerdil (Foto: WIkipedia Common)
Selain badak, Indonesia juga menjadi rumah bagi primata terkecil di dunia, yaitu tarsius kerdil.
Dengan ukuran tubuh tidak lebih besar dari genggaman tangan orang dewasa, tarsius kerdil memiliki mata besar yang memungkinkannya berburu menggunakan pendengaran tajam.
Namun, seperti banyak satwa lainnya, tarsius gerdil juga terancam punah akibat hilangnya habitat alaminya.
Kanguru Pohon Papua
Kanguru Pohon Papua berwarna Keemasan (Foto: MONGABAY.CO.ID)
Kanguru pohon Papua, yang merupakan anggota keluarga makropodide, menunjukkan keahlian luar biasa dalam melompat dari pohon ke pohon.
Namun, semua 14 spesies kanguru pohon terancam punah akibat pembukaan lahan baru dan perburuan liar.
Elang Jawa
Elang jawa memiliki jambul di atas kepalanya (Foto: Wikipedia Common)
Elang Jawa, yang dahulu dianggap sebagai simbol kebesaran, kini terancam punah karena rusaknya habitat dan perburuan liar. Demikian juga dengan burung maleo, yang mengubur telurnya di pasir dekat pantai Sulawesi, menjadi langka karena perusakan habitat.
Cacing Bludro
Cacing Bludro memiliki tanduk seperti naga (foto: Wikipedia Common/urosphena)
Cacing bludro atau velvet worm, meskipun terlihat menggemaskan, ternyata merupakan karnivora rakus yang menggunakan lendir lengket untuk menangkap mangsanya.
Cacing ini terdapat di hutan beriklim sedang dan tropis, dan keberadaannya juga terancam oleh aktivitas manusia.
Dalam menghadapi tantangan ini, konservasi satwa endemik Indonesia menjadi sebuah prioritas.
Dukungan dalam bentuk pelestarian habitat alami, penegakan hukum terhadap perburuan ilegal, dan edukasi masyarakat, sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup keanekaragaman hayati yang memukau ini.
Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat merawat dan melindungi harta karun alam Indonesia untuk generasi mendatang. (*)