PINUSI.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang menggodok kebijakan vaksin COVID-19 berbayar.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, vaksin COVID-19 pada tahun depan tidak akan lagi disediakan secara gratis untuk masyarakat mampu.
Meskipun belum merinci secara detail, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan perkiraan mengenai harga vaksin COVID-19 berbayar.
Menurutnya, harga vaksin tersebut akan berada dalam kisaran ratusan ribu rupiah.
"Batasan harganya itu nanti kita mau review lagi, apakah kita atur atau lepas aja ke pasar."
"Nanti kan masyarakat jadi punya pilihan," kata Budi Gunadi Sadikin.
Diperkirakan, harga vaksin COVID-19 akan mencapai ratusan ribu rupiah, dan diberikan setiap enam bulan sekali.
Akses Melalui Klinik dan Rumah Sakit Swasta
Rencana kebijakan vaksin COVID-19 berbayar di tahun 2024 juga mencakup pemberian akses melalui klinik dan rumah sakit swasta.
Budi Gunadi Sadikin menyatakan, pemerintah membuka peluang bagi pihak swasta untuk menyelenggarakan vaksinasi COVID-19 secara mandiri.
"Tahun depan, kami berencana membuka pintu bagi klinik dan rumah sakit swasta untuk menyelenggarakan vaksinasi COVID-19 sendiri," ungkapnya.
Gratis untuk Masyarakat Kurang Mampu
Pada sisi lain, pemerintah tetap akan memberikan vaksin COVID-19 secara gratis kepada masyarakat yang masuk dalam kategori kurang mampu, yang terdaftar dalam program Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Namun, bagi mereka yang mampu di luar kategori PBI, pemberian vaksin akan bersifat berbayar.
"Kami tetap memberikan (vaksin COVID-19) secara gratis, tapi ini khusus untuk masyarakat miskin yang terdaftar dalam program PBI BPJS," terang Budi.
Terbatasnya Ketersedian Vaksin Covid-19
Dalam konteks ketersediaan vaksin gratis hingga awal tahun 2024, Budi Gunadi Sadikin belum memberikan kepastian.
Ia menyatakan, keputusan tersebut bergantung pada ketersediaan vaksin di Puskesmas.
"Jika (vaksinnya) masih tersedia di Puskesmas, maka masih akan diberikan secara gratis."
"Tetapi intinya, manfaatkan kesempatan sekarang selagi masih gratis," imbuhnya. (*)