PINUSI.COM - Harga minyak di perdagangan Asia pada Selasa (9/1/2024), stabil, setelah turun tajam pada awal minggu, dengan dampak pemotongan harga tajam Arab Saudi terhadap penjualan minyak, menambah kekhawatiran lemahnya permintaan.
Eksportir minyak terbesar di dunia ini menurunkan harga ekspornya ke banyak wilayah di Asia dan Eropa, dengan harga ekspor Asia turun ke level terendah dalam 27 bulan.
Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai melambatnya permintaan minyak mentah, khususnya di konsumen utama Asia seperti Tiongkok.
Sementara, Arab Saudi sedang bergulat dengan meningkatnya persaingan untuk mendapatkan pembeli minyak mentah, karena negara-negara Timur Tengah dan Afrika lainnya meningkatkan produksi pada Bulan Desember.
Tren ini menciptakan tantangan tambahan bagi harga minyak, permintaan tampaknya lemah, sementara pasar kemungkinan akan tetap memiliki pasokan yang baik, setidaknya hingga paruh pertama 2024.
Peningkatan ini terjadi karena pengurangan produksi dari Arab Saudi dan Rusia, sebagian besar diimbangi oleh peningkatan produksi dari anggota kelompok produsen lainnya.
Anggota OPEC+, Angola, keluar dari kelompok tersebut pada Desember, di tengah ketidaksepakatan mengenai pengurangan produksi, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar ruang yang dimiliki kelompok tersebut untuk terus mendukung harga minyak.
Pengurangan produksi OPEC+ pada 2024, sebagian besar mengecewakan pasar, karena dilakukan secara sukarela dan lebih kecil dari perkiraan kenaikan harga minyak.
Pengurangan produksi ini, ditambah dengan peningkatan produksi minyak di belahan dunia lain, khususnya Amerika Serikat, menunjukkan pasar pada 2024 tidak akan seketat yang diharapkan.
Harga minyak mengalami kenaikan mingguan pertama pada 2024, di tengah kekhawatiran akan gangguan pasokan di Timur Tengah, di tengah meningkatnya perang antara Israel dan Hamas.
Namun, dukungan tersebut terbukti terbatas, karena para pedagang yakin konflik tersebut hanya akan berdampak kecil terhadap pasokan global.
Kerugian pada Hari Senin juga menghapus keuntungan selama seminggu terakhir, menyebabkan harga minyak kembali ke posisi terendah dalam enam bulan.
Pasar minyak juga gelisah menjelang data ekonomi utama yang dirilis minggu ini.
Data inflasi AS akan dirilis pada Hari Kamis, dan diperkirakan akan mempengaruhi tren suku bunga.
Sementara, data inflasi dan perdagangan Tiongkok pada Hari Jumat, diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai negara importir minyak terbesar di dunia tersebut. (*)