PINUSI.COM - Ketika ketegangan di Timur Tengah meningkat, harga minyak dunia melonjak.
Hasil pelacakan menunjukkan, banyak kapal komersial dan kapal tanker minyak menghindari Laut Merah, sebagai respons terhadap serangan milisi Houthi di wilayah tersebut.
Berdasarkan pemberitaan Reuters, Selasa (16/1/2023), hingga pukul 07:00 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent naik 12 sen atau sekitar 0,2% menjadi $78,25 per barel, atau Rp1.220.621 (kurs Rp 15.599).
Kontraknya turun 14 sen mulai Senin (15/1/2024). Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 17 sen atau 0,2 persen, dan diperdagangkan pada $72,52 atau Rp1.131.239 per barel.
Oleh karena itu, pejabat milisi Houthi menyatakan, mereka akan memperluas target mereka di Laut Merah, dengan mencakup beberapa kapal milik Amerika Serikat.
Mereka berjanji serangan akan terus berlanjut, setelah Amerika Serikat dan Inggris menginvasi Yaman.
Dampaknya, banyak kapal tanker minyak yang berlayar meninggalkan kawasan selatan Laut Merah pada Senin (15/1/2024).
Akibat konflik tersebut, biaya transportasi diperkirakan akan meningkat, dan akan memakan waktu lebih lama untuk memindahkan minyak dari satu tempat ke tempat lain.
Pasukan Maritim Gabungan (CMF) di Bahrain memperingatkan pada Jumat lalu, semua kapal harus menghindari Selat Bab al-Mandeb di ujung selatan Laut Merah, menyusul serangan Inggris dan Amerika Serikat.
Pekan lalu, tekanan terhadap pelayaran regional menyebar ke sisi lain semenanjung, setelah Iran dilaporkan menyita sebuah kapal tanker minyak di sisi selatan Selat Hormuz, koridor pelayaran global utama lainnya.
Harga minyak naik 2% pada minggu lalu akibat berbagai konflik tersebut. Namun, beberapa analis memperkirakan konflik tersebut tidak akan berdampak langsung pada produksi minyak, sehingga dapat membatasi kenaikan harga. (*)