PINUSI.COM - Tak sedikit orang yang mengandalkan hidupnya dengan mengais sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo, Kota Madiun, Jawa Timur.
Meski bekerja setiap hari dari pagi hingga sore, kehidupan para pemulung di sana masih jauh dari kata sejahtera.
Salah satunya Susilowati (63), warga Desa Wayut, Kecamatan Jiwan, yang sudah bekerja sebagai pemulung selama puluhan tahun di TPA Winongo.
Meski sudah tidak muda lagi, ia terus mengais rupiah demi rupiah dari tumpukan sampah, demi dapat bertahan hidup bersama keluarganya.
“Saya bekerja di sini (TPA Winongo) sudah 20 tahun lebih."
"Rata-rata seminggu dapat penghasilan Rp300 ribu, itu dari pagi sampai sore, tergantung ramai dan sepinya sampah yang datang,” ungkapnya, saat ditemui di sela pekerjaannya di TPA Wingongo, Selasa (16/1/2024).
Susilowati mengaku penghasilannya sebagai pemulung sangat pas-pasan, untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
“Kalau dikatakan cukup ya cukup, tidak ya tidak."
"Sebenarnya ya kurang, tapi mau bagaimana lagi, serba dicukup-cukupin aja,” akunya.
Sambil menangis, Susilowati pun berharap ke depan akan ada perhatian yang lebih dari pemerintah maupun masyarakat yang peduli terhadap dirinya dan rekan-rekannya.
Tak beda jauh dari Susilowati, Sumiarti (67), juga demikian.
Meski sudah bekerja keras setiap harinya, penghasilannya selama puluhan tahun sebagai pemulung juga tidak seberapa.
“Kerja jadi pemulung di TPA Winongo sudah ada sekitar 25 tahun, sejak anak pertama saya masih kecil."
"Sehari bisa dapat antara Rp25 ribu sampai Rp50 ribu, itu sudah kerja keras,” beber Sumiarti, warga Dusun Precet, Kelurahan Panggangan.
Melihat kondisi para pemulung di TPA Winongo dan bertepatan dengan momen HUT ke-73 Penerangan TNI AD, Korem 081/DSJ merasa terpanggil untuk dapat membantu dan meringankan kesulitan mereka.
“Memang sebelumnya ini kami rencanakan untuk memberi perhatian kepada mereka-mereka warga masyarakat yang bekerja sebagai pemulung di sini.”
“Kami merasa perlu perhatian terhadap mereka, sehingga pada pagi hari ini kami berikan bantuan berupa beras 5 Kg sebanyak 50 bungkus, yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” kata Danrem usai menyerahkan bantuan di lokasi.
Meski Danrem menilai bantuan yang diberikan belum mampu mencukupi secara keseluruhan untuk kebutuhan hidup, ia berharap masyarakat merasa terbantu dengan keberadaan TNI AD, khususnya Korem 081/DSJ.
Tak hanya kepada para pemulung di TPA Winongo, ungkap Danrem, bantuan sosial serupa juga diberikan kepada masyarakat kurang mampu lainnya, maupun anggotanya yang sudah purnatugas sebagai prajurit TNI.
“Sebelumnya, hari-hari kemarin kita juga membagikan sembako kepada para tukang becak dan anggota-anggota kami yang sudah purna, yang membutuhkan perhatian dari kami semuanya,” paparnya. (*)