PINUSI.COM - Sejumlah pegiat demokrasi, aktivis sosial, dan akademisi, mendeklarasikan gerakan masyarakat JAGA Pemilu, yang bertujuan mengawasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 agar terlaksana secara demokratis, jujur, adil, terbuka, dan partisipatif.
Salah satu inisiator JAGA Pemilu Luky Djani menerangkan, gerakan JAGA Pemilu bertujuan memastikan setiap aktor kunci kepemiluan, mulai dari penyelenggara pemilu, peserta pemilu, hingga pemilih, melaksanakan fungsinya masing-masing.
"Melaksanakan fungsinya masing-masing secara berintegritas dan tidak adanya penyimpangan dalam proses pemilu" kata Luky dalalm konferensi pers di Jakarta Selatan, Selasa (21/11/2023).
Luky menjelaskan, gerakan ini juga mengajak masyarakat turut aktif menjaga, sehingga tidak ada penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan sempit dalam memenangkan Pemilu 2024.
Luky juga menyampaikan ada empat prahara yang mengusik etika politik, usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah usia pencalonan presiden dan wakil presiden.
Keempat prahara tersebut, yakni kecenderungan pada praktik politik dinasti, tendensi arah kekuasaan menuju politik tirani dengan memanfaatkan institusi hukum, potensi pemanfaatan birokrasi pemerintah dan penyalahgunaan anggaran negera untuk memenangkan pemilu, serta lemahnya akuntabilitas dan buruknya pelaksanaan pemilu.
Menurut dia, keempat prahara ini akan berdampak pada tidak terlaksananya pemilu secara jujur dan adil.
Sehingga, hal ini dapat berbuntut pada konflik sosial yang sangat mengancam persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Luky menjelaskan, JAGA Pemilu akan menyiapkan sebuah platform yang akan menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengawasi pelaksanaan pemilu dan melaporkan apabila ada kecurangan.
"Kami sudah ada platform di media sosial Instagram, FB, Twitter TikTok JagaPemilu."
"Warga bisa laporkan jika merasa ada kecurangan, kami akan proses."
"Kami akan ikuti standar pelaporan agar bisa ditindaklanjuti pihak penyelenggara terutama Bawaslu," jelas Luky.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Ririn Sefsani menilai, saat ini kontestasi politik di Indonesia sedang tidak baik-baik saja, dan ada potensi kecurangan pemilu.
Menurut Ririn, ruang masyarakat dapat calon pemimpin berdasarkan gagasan dan ide untuk membangun Indonesia dan sumber daya Indonesia, ternyata dihadapkan dengan pertarungan figur yang minim gagasan.
"Dan kita dihadapkan peristiwa konstitusi sembarangan dipermainkan," cetus Ririn.
Sehingga, dia berharap kehadiran JagaPemilu dapat menjadi pengingat bagi penyelenggara pemilu hingga aparat, untuk menjunjung aturan pemilu.
Ririn juga menegaskan dirinya akan mengawasi agar demokrasi di Indonesia tidak dibelokkan, serta meminta aparat negara profesional dan netral selama proses pemilu.
"Supaya tidak ada dugaan atau beberapa pihak sudah bisa buktikan ketidaknetralan aparat untuk kepentingan pihak tertentu."
"Berpihaklah kepada rakyat Indonesia, bukan pihak tertentu," tegasnya. (*)